Tujuh Komponis Menawarkan Alternatif
Edisi: 02/22 / Tanggal : 1992-03-14 / Halaman : 77 / Rubrik : MS / Penulis : FRANKI RADEN
MEMENTASKAN karya para komponis Indonesia di negeri tercinta ini adalah
sebuah usaha yang hampir mustahil. Pertama, para pemain instrumen Barat di
sini umumnya lebih suka memainkan musik-musik klasik atau musik yang komersial.
Jika para komponis meminta pemusik ini memainkan karya mereka, bayaran yang
diminta jauh melampaui batas kemampuan para komponis yang memang tak berduit.
Kedua, di Indonesia tidak ada lembaga-lembaga seperti Meeting the Composer atau
National Endowment of the Art seperti di Amerika yang menjadi sumber dana
untuk mendorong perkembangan kreativitas budaya musik kontemporer di
negaranya. Dalam konteks ini, usaha yang dilakukan oleh tujuh orang komponis
dari Yogyakarta mementaskan karya-karya mereka dengan kocek sendiri bisa
dilihat sebagai sesuatu yang menunjukkan tingginya semangat kreativitas para
komponis di Indonesia. Yose Harya Suyoto, yang memprakarsai peristiwa ini,
diam-diam ternyata telah menyelenggarakan pementasan karya-karya musik
kontemporer ini secara rutin…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Skandal Bapindo dalam Irama Jazz
1994-05-14Harry roesli dan kelompoknya mengetengahkan empat komponis muda, dan kembali menggarap masalah sosial. dihadirkan juga…
Ngeng atau Sebuah Renungan Sosial
1994-05-21Djaduk ferianto, yang banyak membuat ilustrasi musik untuk film, mementaskan karya terbarunya. sebuah perpaduan musik…
Aida di Podium yang Sumpek
1994-05-21Inilah karya kolosal giuseppe verdi. tapi london opera concert company membawakannya hanya dengan enam penyanyi,…