1977: Biar Prihatin Asal Populer
Edisi: 45/06 / Tanggal : 1977-01-08 / Halaman : 48 / Rubrik : EB / Penulis :
AWAL 1977 ini, ada beberapa berita gembira. Gaji pegawai negeri dan ABRI naik berlipatganda. Harga minyak mentah juga naik Selusin barang produksi industri dalam negeri akan diproteksi dengan macam-macam jalan.
Tapi di samping berita gembira itu, tentu saja ada hal-hal yang pantas dirisaukan. Yakni kelaparan dan kekeringan serta panen yang terlambat akibat paceklik 1976/77. Di samping itu, kita harus mulai pembayaran hutang Pertamina dan IGGI. Kita juga harus menjinakkan laju inflasi Indonesia yang masih paling tinggi di Asia. Di samping itu ada masalah memelihara -- malah kalau bisa mempercepat -- laju pertumbuhan ekonomi. Supaya di tahun 1985 Indonesia lolos dari kategori "negara miskin" dengan pendapatan per kapita di atas $ 200 setahun.
SOAL GAJI NAIK
Pengumuman kenaikkan gaji pegawai negeri, ABRI, pensiunan dan perintis kemerdekaan cukup melegakan golongan yang resminya berpenghasilan tetap dan rendah itu.
Khususnya kenaikan gaji pegawai negeri drastis sekali. Di situ juga tersirat niat pcmerintan memperbaiki perbandingan gaji tertinggi dengan gaji terendah. Dulu 25 : 1 , kini menjadi 10 : 1 (lihat nasional).
Beraturan proteksi bagi selusin barang produksi industri dalam negeri, merupakan berita gembira bukan cuma bagi pemilik tapi juga bagi ribuan karyawan pabrik-pabrik itu. Khususnya 7000 karyawan 251 pabrik besi beton yang sejak 22 Desember lalu menghentikan produksinya gara-gara besi beton impor yang masuk a/n proyek-proyek pemerintah yang dibayar dengan pinjaman luar negeri. Seperti jlga pcratulan kenaikan gaji pegawai negeri, pembatasan .impor barang-barang serupa tadi berlaku sejak 1 Januari 1977. (lihat box)
MINYAK BUMI
Bagaimana dengan kenaikan harga minyak bumi Indonesia?
Di atas kertas, sejak 1 Januari yang lalu harganya naik menjadi $AS 13.30 per barrel. Enam bulan kemudian naik lagi menjadi $AS 14,60. Tapi dalam prakteknya, komentar seorang pengusaha yang dekat dengan konsumen minyak Indonesia di Jepang, "pasaran ikut menentukan".
Maksudnya, mengingat pasaran di Jepang hanya 17% berasal dari Indonesia dan selebihnya dari Arab-Saudi dan Uni Emirat Arab, mungkin kenaikan yang hanya 5% "lebih dominan". Belum lagi saingan minyak RRT yang selalu lebih murah dari pada Indonesia.
Tapi seandainya Indonesia dalam mencapai tambahan harga minyak mentah $AS 1 per barrel, berapa banyak yang habis ditelan oleh impor barang-barang industri dari luar negeri?
Diperkirakan penghasilan Indonesia dari minyak saja akan bertambah sekitar $AS 500 juta. Sementara itu, tanpa kenaikan harga minyak, impor kita tahun 1977 mungkin sudah naik jadi $AS 2,5 milyar. Berarti dengan adanya kenaikan harga minyak OPEC, boleh dikata separo dari tambahan penghasilan sektor minyak kita habis ditelan kenaikan rekening impor.
Sementara itu setelah lewat grace period 2 tahun, tahun ini (1977) pinjaman Morgan & Bank of Tokyo itu harus mulai dibayar, dengan termin pertama sekitar $AS 400 juta. adi dengan kata lain, tulis Business Times di Singapura, "kenaikan harga minyak Indonesia sebesar 10% saja persis cukup buat membayar pinjaman konsortium itu, yang seluruhnya berjumlah $AS 1,05 milyar".
PANGAN DAN PACEKLIK
Sementara itu…
Keywords: Ekonomi Indonesia, Paceklik 1976/77, Inflasi, Bustanil Arifin, Morgan Guaranty Trust, Sumarlin, LNG, Dr Thee Kian-wie, Ali Wardhana, Presiden Soeharto, 
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…