"rasa Takabur" Atau Patung Budha ?
Edisi: 02/07 / Tanggal : 1977-03-12 / Halaman : 43 / Rubrik : OR / Penulis :
Kekalahan menyolok yang diderita PSSI sewaktu menghadapi Hongkong dalam pertandingan pertama tumamen Pro Piaia Dunia, pekan lain cukup mem- buat pecandu bold di Indonesia mengu- rut dada. Jalan untuk men/adijuara ma- kin menipis ketika dalam pertandingan lan/utan PSSI hanya mampu bermain sen lawan Malaysia. Wartawan TEMPO, Lukman Setiawan yang menyertai team Indonesia itu, menurunkan laporan ke- kalahan tersebut langsung dari Singapu- ra:
MENGAPA Indonesia begitu yakin '"' akan mengalahkan Hongkong?"
Begitu tanya pelatih team Hongkong, Frans van Balkom menjelang pertan- dingan Indonesia - Hongkong, Senin 28 Pebruari lalu. "Segala sesuatu bisa saja terjadi dalam suatu turnamen", tambah- nya.
Keyakinan Indonesia untuk meme- nangkan pertandingannya yang perta- ma memang tak terkekang di hati seti- ap pemain dan para suporternya. Malah itu muncrat keluar bersama 'kelakar' yang dilontarkan Ketua Umum PSSI, Bardosono.
Ceritanya begini: ketika para team manager dan pelatih berkumpul dalam suatu pertemuan perkenalan di Hotel Merlin, Bardosono berpapasan dengan Balkom. "Apa kabar", sapa Bardosono kepada pelatih dari Belanda yang pernah mengintai permainan Indonesia di Sena- yan. Belum sempat keduanya melanjut- kan pembicaraan, Bardosono langsung seraya menjabat tangan Balkom berka- ta: "Hongkong akan menduduki tempat nomor satu . . . dari bawah".
Buat Balkom kelakar tersebut tak ke- na. la endapkan ucapan Ketua Umum PSSI itu sebagai 'rasa takabur' (over confident), la lalu membuat perhitung- an: adakah Suhatman dan Hadi Ismanto akan diturunkan dalam pertandingan Hongkong - Indonesia? Kedua pemain tersebut betul-betul asuhan Coerver. Balkom, 38 tahun, memang memiliki respek yang besar terhadap bekas pela- tih PSSI Coerver. "Saya ini tidak ada apa-apanya dibanding Coerver", kata- nya.
Rupanya dia sudah konsultasi dengan Coerver tentang kekuatan PSSI. Itulah sebabnya setelah dia menyaksikan per- mainan kesebelasan Indonesia di Sena-yan, dia menarik kesimpulan: sulit un- tuk mengalahkan kesebelasan Indonesia - paling tidak di kandangnya…
Keywords: PSSI, Sepak Bola, Pro Piala Dunia, Bardosono, Balkom, Suhatman, Hadi Ismanto, Coerver, Ronny, Iswadi, Junaedi, Nobon, Chung Chor Wai, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…