Rame-rame Memompa Ban

Edisi: 05/07 / Tanggal : 1977-04-02 / Halaman : 10 / Rubrik : NAS / Penulis :


 

ADALAH 5 mahasiswa, Rabu 23 Maret lalu, bertemu di kamar sebuah hotel jalan Gunung Sahari Jakarta. Mereka menyiarkan selembar pernyataan tertulis menanggapi ucapan Dipo Alam, ketua dema UI, sebagai "bertentangan dengan aturan permainan dan bisa menyesatkan generasi muda dan mahasiswa". Begitu bunyi pernyataan pribadi mereka. Mereka juga menganggap pernyataan Dipo itu sudah merupakan kegiatan politik praktis.

Minggu sebelumnya, Dipo Alam menganjurkan agar seluruh mahasiswa dan generasi muda memilih salah saudari 2 parpol. Ucapan bersifat pribadi itu ia lontarkan beberapa saat setelah bertemu dengan pimpinan PPP di jalan Diponegoro. Tapi sikap seperti itu, hanya "tak berarti apriori terhadap Golkar, melainkan dengan pandangan jauh ke depan yaitu untuk menyehatkan kehidupan politik".

Katanya pula, kekuatan politik yang didominir satu golongan, sementara kekuatan lain hanya dianggap sebagai pelengkap, niscaya akan timpang. "Dan kekuatan yang mutlak - cenderung korup", tambahnya. Tentang pilihannya sendiri, bagaikan juru kampanye, Dipo berkata: "Sebagai warganegara saya akan menggunakan hak pilih. Dan sebagai muslim yang setiap sembahyang membaca inna sholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi robbil alamin (sesungguhnya salatku,ibadahku hidup dan matiku untuk Allah) tentu jelas pula pilihan saya". Ketika pers bertanya "Ka'bah" Dipo mengangguk. Seperti halnya Dipo, ketua Majelis Tinggi…

Keywords: Dipo AlamPPPGolkarMahmud HamunduProf Mahar MardjonoProf. Dr. A. AminuddinProf Iskandar AlisyahbanaSudomoIskadir ChottobNurcholis Madjid
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?