Konsensus 15 Maret: Siapa Yang Puas?
Edisi: 07/07 / Tanggal : 1977-04-16 / Halaman : 08 / Rubrik : NAS / Penulis :
MASUK minggu ke enam awal April kemarin. Kas Kopkamtib Sudomo menilai kampanye sudah menjurus "tujuan menghalalkan cara". Itu berarti melanggar "4 tidak boleh" yang disarikan dari PP 1/76: tak boleh melakukan intimidasi, memecah persatuan, memfitnah, meremehkan pemerintah. Makan siang bersama wartawan di ruang Anggrek hotel Jakarta Hilton yang mewah itu, Kas Kopkamtib mengakui adanya "percikan-percikan", tapi menyesal ada parpol yang menyiarkannya kepada pers.
Tindakan demikian, menurut Sudomo, melanggar konsensus 15 Maret. Ia merasa perlu menggaris-bawahi pelanggaran konsensus tersebut, terutama setelah harian Pelita (1 & 2 April) menyebut kasus Subang sebagai "teror" dan "perkosaan", katanya. Sebelumnya, secara lisan, Sudomo telah dua kali memperingatkan Pelita (dan sekali kepada Merdeka) sehubungan dengan kasus Situbondo. Tapi kali ini, barangkali menyadari bahwa pers tidak terikat oleh itu konsensus, Sudomo lantas memperingatkan PPP yang dianggap sebagai sumber berita.
"Kalau konsensus tersebut masih dilanggar terus, maka terpaksa saya akan mengambil sikap lain", Sudomo mengakhiri suratnya pada DPP PPP. "Fihak kami, Laksusda, cukup mentaati konsensus". Maksudnya tidak menyiarkan penyerangan-penyerangan terhadap aparat pemerintah, seperti di Madura (Tanahmerah dan Kuanyar, 23 & 26 Maret) di mana Peltu Djiman, Koptu Naim, Serka Parlindungan dilucuti massa PPP. "Bahkan ada yang menodongkan pisau di leher", tambah Sudomo.
Contoh lain: 'penyerbuan' massa PDI atas Kodim 0735 Sala dan 'pendudukan' Kodim 0732 Sleman/Yogya oleh massa PPP selama 4 jam. Kasus Subang misalnya, menurut Sudomo, sudah diselesaikan lewat Forum Kontak & Komunikasi. "Saya sudah berusaha. Kalau balasannya begitu, baik", ucap Sudomo kesal. "Toleransi toh ada batasnya". Tapi menurut Letkol Supoyo, Dan Dim 0732, pendudukan oleh massa pawai PPP itu hanya berlangsung sekitar 20 menit tapi mereka sempat duduk-duduk dan minum-minum dan berputar-putar di halaman Kodim dengan sepeda motor. Ketika itu Kapten Gino yang berada depan pintu sempat melarang. Pawai itu sendiri, pekan lalu, berlangsung sejak pagi-pagi hingga larut malam.
Kapal Selam
Keterangan Astanuddin Panjaitan agak lain. Menurut bekas Dan Lasykar Arief Margono yang memimpin pawai PPP itu, massa tak tahu letak tempat kampanye.…
Keywords: Sudomo, Peltu Djiman, Koptu Naim, Letkol Supoyo, Kapten Gino, Lasykar Arief Margono, Syaiful Mujab, Mashuri, Komando Jihad, Soebyakto, Mayjen GH Mantik, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?