Hasan Tawil, Lintah Biru Dan ...

Edisi: 08/07 / Tanggal : 1977-04-23 / Halaman : 07 / Rubrik : NAS / Penulis :


ORANGNYA kecil dengan rambut yang disisir lurus ke belakang. Matanya besar dan selalu memandang tajam. Dengan mulut yang lebar dan tampak selalu mau terbuka, calon Golkar nomor 13 untuk daerah Sulawesi Tengah ini memang orang yang pandai bercerita. Orang-orang yang mendengarkan ceritanya mengatakan bahwa bagian-bagian dari cerita bertambah dan berubah dalam tiap kesempatan.

Hasan Tawil, 42 tahun, adalah juga Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Sulawesi Tengah. Latihan kepramukaan mungkin banyak menolongnya dalam menemukan jalan keluar dari reruntuhan pesawat. Dia sahabat kental almarhum Husni Alatas. Pada tahun 1951 mereka pernah bersama-sama berangkat ke Jakara untuk ambil bagian dalam jamboree nasional ketika itu.

Ia juga yang menceritakan Husni hanya terjepit kakinya dan masih hidup ketika dia tinggalkan. Ceritanyalah yang membuat keluarga besar Alatas di Toli-Toli dan Ujungpandang yakin akan keselamatan putera mereka.

Harapan itu kemudian padam ketika korban yang bertahan hidup, Ham Sek Lae sampai ke Toli-Toli pada tanggal 13 April. Lae yang mengenal baik Husni menceritakan kepada salah seorang anggota keluarga yang berhasil menyusup masuk ke pembaringan Lae di rumahsakit, bahwa Husni telah meninggal pada hari pertama. Mulai saat itu suasana jadi muram di rumah Abdul Rachman Alatas, orang tua Husni, yang terletak di seberang lapangan Haji Hayun Toli-Toli.

Mungkin: Hasul Tawil hanya ingin memberi semangat pada keluarga yang ditinggalkan. Mungkin pula ia sendiri tak pasti. Betapapun jua, dialah yang berjasa menunjukkan tempat kecelakaan secara garis besar kepada khalayak ramai.

"Saya masih ingat beberapa saat sebelum pesawat menurun menghindari kabut dan tiba-tiba membelok ke kiri, Husni Alatas mengatakan kepada saya sambil melihat jam-tangannya: 'Sudah setengah jam kita terbang. Sebenarnya saya tak suka naik pesawat kecil seperti ini", kata Hasan Tawil kepada wartawan TEMPO ketika dia ditemui di rumahnya yang terletak di seberang lapangan Haji Hayun, Toli-Toli:

Berikut ini rekaman wawancara dengan laki-laki yang berhasil mencapai daerah transmigran Ongka Malino setelah berjalan kaki 6 hari lamanya:

Begitu saya sadar, badan saya sudah kuyup disiram hujan. Saya terlempar ke luar sejauh 7 meter dari pesawat. Ketika saya lihat ke sekeliling saya menemukan Haji…

Keywords: Kecelakaan Pesawat TerbangHasan TawilHusni AlatasHam Sek LaeAbdul Rachman AlatasHaji Salim MiduMasykurToli-Toli. Lintah
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?