Kisah Ibu Siyamah
Edisi: 09/07 / Tanggal : 1977-04-30 / Halaman : 09 / Rubrik : NAS / Penulis :
DI Wuluhan, perjalanan 30 menit dari Ambulu, sopir Soekarno menghentikan bis dengan injakan rem yang tajam. Bis Akas, yang dikendarainya pagi itu berhenti pula dengan mendadak. Badan para penumpang, yang umumnya masih diliputi kantuk, terhempas sejenak ke deretan kursi di mukanya. Keluarga Mantri Kesehatan, yonya haji Umar berdelapan jiwa, buru-buru naik dan bergabung dengan penumpang lain yang memadat. Sampai di Madiun nanti, keluarga ini hendak melanjutkan perjalanannya ke Sala.
Bersama rombongan nyonya Umar, naik pula penumpang dari Wuluhan yang lain: Ibu Siyamah (45 tahun) yang menggendong oroknya, Rukilah 7 bulan). Tangan kanannya menggandeng pula ponakan perempuannya Toimah (12 tahun). Mereka hendak pulang ke Malang, setelah beberapa hari tinggal di Wuluhan.
Siyamah, orok dan ponakan, syukur, selamat kembali ke rumahnya. Namun keluarga haji Umar ternyata bagian dari 32 penumpang yang terenggut jiwanya dalam kecelakaan di hari Kamis Wage pagi, 17 April, dekat jembatan Bung karno (Kabupaten Probolinggo).
Siyamah, yang masih dalam keadaan…
Keywords: Kecelakaan, Bis Akas, Wuluhan, Ibu Siyamah, Toimah, Pirngadi, Malasan Kulon, Bung Karno, Pol. Soejoed Wahju, Nyonya Umar, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?