Taman Kanak-kanak. Bukan Untuk Parkir
Edisi: 10/07 / Tanggal : 1977-05-07 / Halaman : 41 / Rubrik : PDK / Penulis :
SUDAH lama diketahui akan terjadi ledakan lulusan SD. Namun, 21 April Presiden ketika menerima Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Dr. Santoso Hamidjojo, perlu juga mengeluarkan instruksi: agar Departemen P & K segera menyusun program-program penanggulangannya.
Maklum, pada tahun 1980 nanti bakal terdapat tak kurang dari 1« juta lulusan SD. Mereka bukan hanya tidak semuanya meneruskan sekolah dan karena itu memerlukan bekal untuk bekerja, tapi karena tingkat SLTP pun hanya bisa menampung sampai 83% saja.
"Pendeknya dari sekarang kita harus menentukan alternatif-alternatif inovasi", ujar Santoso Hamidjojo yang megaku bahwa Presiden sebenarnya sudah memberi peringatan kepadanya mengenai masalah itu sebulan sebelumnya.
Nampaknya pembakuan Kurikulum SD 1975 yang baru berjalan satu tahun pun belum bisa dijadikan program yang mampu mengatasi ledakan lulusan SD itu. Lantas bagaimana dengan kurikulum-kurikulum baru yang lain?
Sekolah Taman-Kanak-Kanak misalnya, tahun pelajaran ini mulai diberlakukan Kurikulum 1976. SK Menteri P & K yang baru turun setelah ajaran baru berjalan dua bulan itu, nampaknya belum memperoleh sambutan dari pihak TK sendiri.
Maklum TK kebanyakan milik swasta. Yogyakarta, dari 652 TK yang ada, hanya sembilan yang negeri. Jakarta, dari 550 TK hanya lima yang…
Keywords: Play Group, Prof. Dr. Santoso Hamidjojo, Departemen P & K, Kurikulum, Umi Wahyuni, Pak Kasur, Dr. Singgih Gunarsa, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Wajib Pajak atau Beasiswa?
1994-05-14Mulai tahun ajaran ini, semua perguruan tinggi swasta wajib menyisihkan keuntungannya untuk beasiswa. agar uang…
Serba-Plus untuk Anak Super
1994-04-16Tahun ini, sma plus akan dibuka di beberapa provinsi. semua mengacu pada model sma taruna…
Tak Mesti Prestasi Tinggi
1994-04-16Anak cerdas tk menjamin hidupnya kelak sukses. banyak yang mengkritik, mereka tak diberikan perlakuan khusus.…