Ribut-ribut Di Perbatasan

Edisi: 15/07 / Tanggal : 1977-06-11 / Halaman : 05 / Rubrik : NAS / Penulis :

ADA apa di Irian Jaya? Sudah sebulan lamanya, Radio Australia memberitakan serentetan kerusuhan yang terjadi di pedalaman dan perbatasan Irian Jaya. Berita-berita itu cepat diambil oper Far Eastern Economic Review yang terbit di Hongkong, dan harian Straits Times (Singapura).

Menurut siaran pers asing itu, Kamis 7 April lalu, selusin pejabat pamongpraja di Arso, 45 Km di selatan Jayapura telah dibunuh oleh gerombolan OPM. Hari yang sama di dekat Paget, 100 Km di barat daya Arso, terjadi kerusuhan antar-suku yang merembet pada penyerbuan pos polisi oleh penduduk setempat.

Habis itu, setelah tenang dua minggu, kerusuhan kabarnya terjadi lagi di lembah Baliem, kabupaten Jayawijaya. Tanggal 20, 24, 25 dan 28 April rakyat suku Dani yang menghuni lembah Baliem dikabarkan menyerang pos polisi di Kobakma, Pyramid, Magi, Kelila dan Maki, semuanya dalam radius 40 Km. Konon biang perkaranya adalah pertandingan sepakbola di Kobakma, 20 April lalu.

Dihasut Rumkoren

Menanggapi berita pers asing itu, Direktur Penerangan Luar Negeri Deplu Abdulrachman Gunadirdja membantah: "tidak ada pemberontakan di Irian Jaya". Yang ada hanyalah "pertentangan antar-suku" seperti sejak masa lalu, antara suku di lembah Baliem dengan suku di daerah Bagai, Kobakma, Bokondini, dan lain-lain. Juga Sudarko Prawiroyudo, jurubicara Fraksi Karya Pembangunan dan anggota DPR mewakili kabupaten Teluk Cenderawasih (Biak),…

Keywords: Irian Jaya, Far Eastern Economic Review, OPM, Abdulrachman Gunadirdja, Sudarko Prawiroyudo, M.C. da Lopez, Zeth Rumkoren, Martin Tabuni, 

---

Foto Terkait