Alasan-alasan Itu Masuk Akal Juga

Edisi: 20/07 / Tanggal : 1977-07-16 / Halaman : 05 / Rubrik : NAS / Penulis :


JAKARTA ramai-ramai -- kecil-kecilan. Ada kelompok yang menamakan diri Rukun Pemuda Indonesia, yang akhir bulan lalu muncul di Press Club. Dengan 7 lembar kertas yang distensil rapih, mereka bicara tentang banyak hal. Dan tak lupa ikut-ikut mengajukan calon Presiden.

Untuk Presiden, mereka kembali mencalonkan Soeharto dan sebagai Wakil bekas Gubernur Jawa Timur yang kini Dubes di Perancis, Haji Mohammad Noer. "Pak Noer berhasil membangun pedesaan. Dan dia sipil. Jadi ada imbangan antara militer dan sipil," kata AN Johannief, salah seorang di antara mereka kepada Eddy Herwanto dari TEMPO.

Kelompok lain menamakan diri Manusia Baru Indonesia. Sepekan sesudah RPI, mereka muncul depan sebuah warung di TIM. Calon mereka: Ali Sadikin sebagai Presiden dan Adnan Buyung Nasution Sl sebagai wakil. Alasannya: biar ada keseimbangan antara Angkatan 45 (diwakili Ali Sadikin) dan Angkatan 66 (Buyung Nasution).

Sejauh ini, tampaknya fihak penguasa menyadari bolehnya ada hak berbeda pendapat. Selain tindakan polisi terhadap 2 pemuda di TIM itu, belum tampak tindakan-tindakan lain yang serius. Agaknya ada pula yang disadari, seperti kata B. Aritonang, Pj. Ketua DM UGM Yogya, bahwa "pencalonan Presiden dan Wakil sebaiknya lebih dari satu, agar ada kompetisi." Setidaknya, kompetisi bersuara doang.

Menampung Uneg-Uneg

Di Bandung, awal Juli kemarin dipentaskan "Pagelaran Wayang Hyde 1977". Konon mereka…

Keywords: Rukun Pemuda IndonesiaPress ClubSoehartoHaji Mohammad NoerAN JohanniefAli SadikinAdnan Buyung Nasution SlM. Amin Ely
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?