Revolusi Deng Xiaoping
Edisi: 33/22 / Tanggal : 1992-10-17 / Halaman : 51 / Rubrik : BK / Penulis :
Sudah pada zaman Mao Zedong, Deng Xiaoping mempraktekkan sistem kontrak
tanah pada petani, dan mengabaikan sistem resmi pertanian kolektif.
; Upaya Deng tersebut dikisahkan dalam buku Harrison Salisbury, The New
Emperors (Little, Brown, and Company, 1992).
; Berikut cuplikan bebasnya.
; MENGUBUR PERTANIAN KOLEKTIF
; ADA pantun yang mulai menyebar di Cina sejak tahun 1979:
; Yao chi liang
; Zhao Ziyang
; Yao chi mi
; Zhao Wan LI
; Terjemahannya: Mau makan gandum, Zhao Ziyang; mau makan beras, carilah Wanli
; Zhao Ziyang adalah lelaki berwajah lebar, berbicara pelan, dan mirip sekali
dengan seorang wiraswasta Jakarta yang sukses. Yang kedua, Wanli, lelaki
tampan, mudah tersenyum, dan berperilaku Barat. Keduanya diberi tugas oleh
Deng Xiaoping ke garis peperangan melawan kemiskinan.
; Zhao Ziyang, yang kelak menjadi perdana menteri dan kemudian Sekretaris
Jenderal Partai Komunis China, sempat pergi ke Provinsi Sichuan. Selama
sembilan tahun provinsi luas di bagian barat Cina itu menderita kelaparan dan
tiap tahunnya bertambah parah. Bila hujan tidak turun, padi-padi mati
kekurangan air. Bila hujan turun, padi membusuk tergenang banjir. Pengemis-
pengemis di Sichuan mengemis dengan mangkok yang tak kunjung diisi,
berkeliaran di jalan-jalan berdebu dengan pakaian compang-camping. Wajahnya
hanya tulang, bibirnya kering. Ibu-ibu menggendong bayi yang mungkin sudah tak
bernapas.
; Di Provinsi Anhui, di Cina tengah, keadaannya tak banyak berbeda. Ke sana
Deng mengirim asistennya yang paling andal, Wanli, sang pembangun.
; Deng Xiaoping berkuasa kembali antara November dan Desember 1978. Dengan
cerdas dia menyingkirkan Hua Guofeng tanpa mencabutnya dari jabatannya.
; Deng mendapat dukungan kuat dari Marsekal Ye dan para perwira senior. Ketika
Deng dan keluarganya tiba di Bukit Harum untuk merayakan hari ulang tahun Ye
yang ke-80, 28 April 1977, semua marsekal berkumpul di sana. Marsekal Ye
bersalaman dengan Deng sambil berkata, "Kau juga veteran marsekal. Sebenarnya
kaulah pemimpin marsekal-marsekal kami." Tapi Deng bukan cuma punya basis
kemiliteran -- ia menjadi perdana menteri, menurut pendukung Jiang Qing, lewat
"kudeta militer". Ia pun kemudian mendapat dukungan dari para pejabat senior
partai. Kelompok senior partai itu dipimpin oleh Chen Yun, seorang ahli
keuangan.
; Dalam kekacaubalauan ekonomi, setelah Lompatan Jauh ke Depan, Mao berpaling
kepada Chen Yun. Kata Mao, yang diperlukan negara waktu itu ialah seorang "ibu
rumah tangga" untuk membereskan masalah ekonomi. Mao merasa iri pada keahlian
Chen Yun. Pada suatu saat sambil berbicara dengan sekretarisnya, Tian Jiaying,
Mao memukulkan tinjunya ke meja. Katanya, "Kenapa hanya Chen Yun yang bisa
menangani ekonomi? Kenapa aku tidak bisa?"
; Lalu Chen Yun mendukung Deng, dan Deng bergantung padanya untuk merencanakan
perbaikan ekonomi. Anehnya, Chen kelak menjadi lambang penentang pembaruan,
meski dialah sebenarnya yang merancang perbaikan ekonomi Cina. Mungkin karena
soal ini saja: Deng ingin reformasi pesat, Chen Yun lebih suka bertindak
pelan.
; Deng memunculkan tokoh-tokoh baru yang lebih muda dan dinamis, yang telah
bekerja akrab dengannya selama itu. Salah seorang di antaranya adalah Wanli.
Dulu, pada hari-hari Komando Tenggara, dia bersama Deng. Wanli membantu Deng
dalam upaya membangun Barisan Ketiga. Dia telah menjadi pembangun utama
metafora Mao, Tiananmen yang baru, dan dia menjadi tangan kanan Deng dalam
huru-hara tahun 1974-1975, dalam upaya Deng menyelamatkan sistem
perkereta-apian Cina. Kegentingan masalah itu dapat dilihat dengan dikirimnya
Wanli ke Provinsi Anhui.
; Dalam umur 62 tahun di tahun 1978 Wanli tetap luwes, cendekia, dan pintar
bermain tenis serta bridge. Orang yang lahir di Provinsi Shandong ini menjadi
anggota Partai Komunis karena menganggap satu-satunya kekuatan yang mampu
melawan penyerbuan Jepang tahun 1936 adalah partai itu. Bertahun-tahun Wanli
bekerja di pedalaman. Dia mengenal dengan baik Provinsi Anhui dan provinsi
tetangganya, Hebei. Sebelum Revolusi Kebudayaan, dia menjadi wakil wali kota
Beijing. Ketika Revolusi Kebudayaan, ia dipenjarakan selama dua tahun. Di
antara orang-orang Deng tidak ada yang mengerti segi teknis masalah-masalah
Cina sebaik Wanli.
; Di Anhui, di tahun 1977 itu, Wanli langsung pergi ke pedalaman, melihat
keadaan di sana secara langsung. Dia pergi ke daerah Zongyang, daerah yang
paling menderita. Sebelum kemerdekaan, rakyat di sana dieksploitasi oleh para
tuan tanah. Tuan tanah sudah tak ada, kemiskinan dan kelaparan tetap bercokol.
Partai Komunis terlalu cepat memperkenalkan sistem koperasi. Pertanian
kolektif dipaksakan begitu saja pada para petani.
; Wanli, karena alasan praktis, menghapuskan sistem kolektif di Zongyang.
Kepada tiap keluarga, dia memberi sebidang tanah dengan perjanjian yang
disebutnya sistem tanggungjawab kontrak rumah tangga. Sistem itu telah
dicobanya pada tahun 1950-an. Dengan sistem ini tiap keluarga mendapat bagian
dari keuntungan. Petani membuat perjanjian sendiri untuk menjual sebagian
hasil panennya kepada pemerintah. Sisanya dapat dijual kepada siapa pun dengan
harga berapa pun. Untuk pertama kalinya para petani punya alasan untuk
menanami tanahnya dengan baik, intensif, agar menghasilkan keuntungan. Wanli
mengambil risiko dengan sistem kontrak keluarga tersebut. Partai Komunis tidak
mengesahkan rencana itu. Namun hasil panen merupakan kemenangan besar untuk
Wanli. Kaum tani berhasil memproduksi makanan cukup untuk mereka sendiri dan
kelebihannya dijual kepada pemerintah. "Hua Guofeng masih menjabat ... masih
mengikuti garis Mao .... Tapi aku mendapat dorongan Deng, dan sistem itu
menyebar luas."
; Tahun 1982 sistem tersebut baru mendapat persetujuan resmi dari Partai
Komunis. Menjelang waktu itu, rencana tersebut sedang dilaksanakan di seluruh
negeri. Meski program Deng menghasilkan kemajuan besar, tahun 1987 Wanli
merasa bahwa peninggalan Mao dan Revolusi Kebudayaan belum dihapuskan
sepenuhnya, khususnya di bidang pendidikan. Sepuluh tahun, mungkin lebih,
sekolah dan universitas ditutup, ideologi mengalami distorsi. Dua generasi
Cina adalah orang-orang tidak terlatih dan yang bakatnya tidak pernah
dimanfaatkan.
; Wanli menjadi salah satu asisten politik utama Deng, salah seorang pemimpin
di Kongres Nasional, dan rekan akrab Deng. Dia bermain bridge dengan Deng, dan
hubungan ini berlanjut sampai tahun 1990 .
; Tapi tak orang lain di kubu Deng yang mampu membangkitkan kegembiraan lebih
dari Hu Yaobang. Hu menjadi politikus teladan, lambang liberalisme, demokrasi,
dan kebebasan berpendapat. Otaknya yang tajam mengenal dari Camus sampai
Nixon. Hu mencicipi apa pun yang menarik perhatiannya. Terhadap hal baru dia
tidak merasa takut, dan untuk yang kuno ia tak ragu-ragu menolaknya, apalagi
pandangan klise dari zaman Mao. Seperti Mao dan Deng, Hu juga suka membaca
buku-buku sejarah mengenai keduapuluh empat dinasti. Dan seperti halnya Deng
dan Mao, buku-buku itu rupanya lebih menarik daripada ajaran Marx dan Lenin.
; Tahun 1968 Hu Yaobang mencapai umur enam puluh dua. Dia bertahun-tahun
bekerja dengan Deng, dulu di daerah Barat Daya, seperti halnya Wanli. Mereka
bersama dalam Long March. Hu Yaobang waktu itu masih…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Tamparan untuk Pengingkar Hadis
1994-04-16Penulis: m.m. azami penerjemah: h. ali mustafa yakub jakarta: pustaka firdaus, 1994. resensi oleh: syu'bah…
Upah Buruh dan Pertumbuhan
1994-04-16Editor: chris manning dan joan hardjono. canberra: department of political and social change, australian national…
Kisah Petualangan Wartawan Perang
1994-04-16Nukilan buku "live from battlefield: from vietnam to bagdad" karya peter arnett, wartawan tv cnn.…