Karena Tak Mau Ikut Angin

Edisi: 21/07 / Tanggal : 1977-07-23 / Halaman : 37 / Rubrik : KRI / Penulis :

SEKARANG baru jelas duduk persoalannya: peristiwa perampokan dan pengrusakan rumah Wayan Tegal di Banjar Teguan desa Bongkasa (Bali), pertengahan bulan Mei lalu (TEMPO, 28 Mei) memang berlatar-belakang politik. Pengadilan Negeri Denpasar, yang sekarang sedang asyik memeriksa perkara itu, banyak mengungkapkan hal yang menarik. Pernyataan pihak pejabat daerah dan kepolisian selama ini, yang menyatakan peristiwa itu hanya perkara kriminil biasa saja, terbantah dengan sendirinya. Yang benar adalah dugaan masyarakat sendiri: peristiwa yang menimpa keluarga Wayan Tegal itu memang buntut jelek dari pemilu yang baru lalu.

Tertuduh utama perkara ini, Wayan Sukun (45 tahun), jabatannya Kelihan Dinas Banjar Teguan, tanpa banyak rewel membenarkan semua tuduhan. Ia mengakui, telah memerintahkan warga banjar untuk merusak dan merampok rumah Wayan Tegal, karena korban "tidak mau mengikuti angin pemerintah: tidak mencoblos tanda gambar Golkar dalam Pemilu."

Wayan Sukun, yang ditahan sejak 13 Mei bersama 39 anggota banjarnya, hadir di persidangan berpakaian dinas lengkap Ruang sidang penuh sedak dan riuh. Sebab semua tertuduh hadir disertai seluruh keluarganya. Ya, kira-kira seluruh warga banjar hadir memadati ruang sidang.

"Sejak 20 hari sebelum pemilu, saya sudah rapat dengan seluruh anggota banjar' kata Wayan Sukun "dan semua anggota…

Keywords: Wayan Tegal, Wayan Sukun, AA Ayu Mirah SH, Bethari Durga, Jemet, Kadet, Runtung, Pan Muntung, Nyoman Komang, Ketut Kaler, Nyoman Galung, 

---

Foto Terkait