Ratu Mas Melanting Tangkep ...

Edisi: 22/07 / Tanggal : 1977-07-30 / Halaman : 16 / Rubrik : ILS / Penulis :

INI tentang perjalanan hidup seorang penduduk pulau Bali. Pulau
yang penuh keajaiban, pesona dan ikhwal yang serba aneh. Tapi
bukan lagi merupakan kejutan bagi penduduk Bali. Tapi kisah
berikut ini benar-benar hebat. Setidak-tidaknya sampai kini,
masih jadi buah tutur.

; Seorang wanita separuh oaya, bernanla Men Warna. Usianya sekitar
30-an tahun, berasal dari keluarga petani. Dan Men Warna yang
sudah bersuami itu adalah penjual gabah. Ma tinggal di banjar
Nyelati, desa Sermbung, Kabupaten Badung. Perempuan ini sama
seperti ribuan perempuan lainnya di mana saja: berarak, kenal
dengan orang-orang lingkungan kecilnya dan membantu mencari
nafkah suami sebagai wiraswasta kecil-kecilan. Hidup yang rutin
dan kalau dia meninggal, paling cuma jadi ucapan tetangga
desanya, sesekali saja. Setelah itu hilang dan selesai.

; Kena Bebaii

; Rupanya, tidak demikian dengan Men Warna. Paling tidak, sejak
awal Maret lalu ketika ia jatuh sakit. Sakit panas diobati
dengan cara paling murah: dikerok. Beberapa hari kemudian,
panasnya tidak juga turun. Men Warna kemudian diberi boreh
berbagai ramuan di seluruh tubuhnya. Penyakitnya, kok tidak
hilang juga.

; Apa boleh buat, ditempuhlah jalan akhir. Ke Puskesmas dan diberi
pil serta suntikan. Sakitnya reda. Tapi tak lama kambuh lagi.
Malah lebih ganas karena panas badan bertambah. Suami dan
keluarga yang lain bingung. Kemudian ada yang berkata; "Mungkin
obat-obatan dokter tidak cocok dengan kita-kia ini." Dan Men
Warna kembali mendapat obat tradisionil, ramu-raman. Panas yang
seperti membakar tubuh tetap saja tidak mau hilang.

; Sampai pada suatu malam,…

Keywords: -

---

Foto Terkait