Seragam Untuk Apa
Edisi: 23/07 / Tanggal : 1977-08-06 / Halaman : 32 / Rubrik : KL / Penulis : SINGARIMBUN, MASRI
KINI anak kami yang bungsu (5 tahun) kelas nol besar, tahun lalu nol kecil. Punya pakaian seragam sekolah dua pasang: warna kotak-kotak merah, topi merah, dasi kupu hitam (untuk Senin Selasa). Warna batik biru, topi biru, dasi kupu biru (untuk Jum'at Sabtu). Untuk dilekatkan pada topi, sebuah lambang segi lima warna dasar kuning, bergambar daun dan bunga merah. Pakaian bebas Rabu Kamis.
Siklus yang begitu rapi. Dan pilinan kombinasi yang begitu baik. Punya selera. Kecuali itu pakai sepatu dan kaos kaki sampai ke betis. Kaos kaki ini tidak wajib tapi ada anak yang mulai. Yang lain tiru-tiru, lalu melembaga.
Peralatan lain berupa tas plastik dan tempat minum plastik.
Sebagai orang tua, saya melihat itu semua sebagai pemanis. Tidak mempertanyakan untuk apa. Tidak menghubungkannya dengan pembinaan l'esprit de corps. Beli kalau sudah waktunya, selesai. Menurut isteri saya, kalau dihitung-hitung, pakaian seragam malah menghemat. Anak tidak menuntut macam-macam. Terus terang saja, bagi saya tidak soal. Anak toh bisa dibimbing supaya kenal batas-batas.
Dibanding dengan masa kanak-kanak kami dahulu di kampung, alangkah meningkatnya mereka. Apakah kwalitas kehidupan, the quality of life, sudah meningkat? Saya tidak tahu. Pakaian seragam dan berbagai alat sekolah sekarang, dulu tidak ada.…
Keywords: Masri Singarimbun, GB Josua, Seragam Sekolah, Pak Saridjo, Dr. Suharso, Paimin, Gimin, Poerwodarminta, 
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…