Meteor Dari Sala
Edisi: 23/07 / Tanggal : 1977-08-06 / Halaman : 34 / Rubrik : MS / Penulis :
HERAN juga dia masih cemerlang. Bekas Ratu Kembang Kacang yang dipuja banyak orang karena menyanyikan Walangkekek itu, belum kehilangan pamor. Ia muncul 2 malam di Teater Terbuka TIM -- 23 dan 24 Juli -bersama Orkes Keroncong Bintang Surakarta. Malam penampilan yang sukses dan panjang, karena penonton baru meninggalkan bangku pukul setengah dua belas.
Siapa lagi kalau bukan Waljinah. Pembawa acara merangkap biduan, Kris Biantoro memberinya julukan: 'meteor dari Sala.' Tidak berlebih-lebihan, karena mbakyu ini sama sekali tidak mengecewakan. Lagu pertama yang dilemparkannya bernama Tingalan Pure -- ciptaan Gesang yang paling baru. Langgam Jawa yang bernafas Bali ini mantap dan meyakinkan.
Dilempari Batu
Mengenakan kebaya merah jambu, pipinya kelihatan montok segar. Tapi biduanita dengan suara penuh gairat itu ternyata menyanyi dengan sederhana saja. Bahkan lagu Goyang-goyang tidak membuat ia jadi binal. "Ah, saya malu kalau pakai goyang-goyang segala. Itu kan saru," ujarnya kepada TEMPO. Saru itu kurang senonoh. "Saya sudah tua. Kalau pakai goyang-goyang, wah bisa dilempari batu penonton." Malam itu juga ia tidak lupa mengoper Walangkekek,…
Keywords: Ratu Kembang Kacang, Orkes Keroncong Bintang Surakarta, Waljinah, Biduan, Kris Biantoro, Wiryorahardjo, Munadi, Suharto Wimbo, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Skandal Bapindo dalam Irama Jazz
1994-05-14Harry roesli dan kelompoknya mengetengahkan empat komponis muda, dan kembali menggarap masalah sosial. dihadirkan juga…
Ngeng atau Sebuah Renungan Sosial
1994-05-21Djaduk ferianto, yang banyak membuat ilustrasi musik untuk film, mementaskan karya terbarunya. sebuah perpaduan musik…
Aida di Podium yang Sumpek
1994-05-21Inilah karya kolosal giuseppe verdi. tapi london opera concert company membawakannya hanya dengan enam penyanyi,…