Lempad, Cokot, Nyana
Edisi: 24/07 / Tanggal : 1977-08-13 / Halaman : 46 / Rubrik : SR / Penulis :
YANG mengherankan, sementara orang bilang mutu seni rupa Bali merosot, masih muncul nama-nama seperti Cokot, Lempad dan Nyana. Mungkin disebabkan karena seni ukir, lukis, patung, merupakan kemahiran yang katakanlah merata. Tak mengnerankan pembuatan barang tersebut lebih menampakkan usaha kerajinan: yang penting kwantitas. untuk melayani arus pembeli yang kadang seleranya memang ngawur.
Di Balai Senirupa Jakarta, bulan lalu ini dapat disaksikan beberapa lukisan Lempad (117 tahun), 4 patung Cokot (1886 - 1971) dan 5 patung Ida Bagus Nyana (70 tanun). Ketiganya pernah mendapat penghargaan anugerah seni dari pemerintah. Memang, sementara baran kesenian di pulau itu makin ngebet disodorkan ke mulut turis sebagai barang suvenir, masih ada beberapa pribadi yang dapat diandalkan. Jadi katakanlah harapan masih tetap ada.
Cokotisme
Cokot, yang terus mengetukkan palunya sampai ekat ajal -- waktu lututnya sudah tidak mungkin dibengkokkan lagi -- hanya diwakili 4 karya.…
Keywords: Putu Wijaya, Seni Rupa Bali, Ida Bagus Nyana, Cokotisme, Nongos, Made Kanten, I Gusti Nyoman Lempad, Brahmana, Ida Bagus Tilem, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Dunia Kanak-Kanak dalam Dua dan Tiga Dimensi
1994-04-16Pameran faizal merupakan salah satu gaya yang kini hidup di dunia seni rupa yogyakarta: dengan…
Yang Melihat dengan Humor
1994-04-16Sudjana kerton, pelukis kita yang merekam kehidupan rakyat kecil dengan gaya yang dekat dengan lukisan…
Perhiasan-Perhiasan Bukan Gengsi
1994-02-05Pameran perhiasan inggris masa kini di galeri institut kesenian jakarta. perhiasan yang mencoba melepaskan diri…