"khmer Merah" Menyerbu Lagi ?

Edisi: 25/07 / Tanggal : 1977-08-20 / Halaman : 30 / Rubrik : ILT / Penulis :

WAJAH Menteri Pertanian Toyib Hadiwijaya tampak murung ketika
bertatap muka dengan pers di aula Deppen 4 Agustus lalu. "Wereng
coklat telah menyerang lagi," kata sang profesor ahli cengkeh.

; Kali ini korbannya adalah 2000 hektar sawah di daerah
Banyuwangi, Jawa Timur, dan Deli Serdang, Sumatera Utara. Tidak
berapa luas, dibanding dengan 200 ribu hektar sawah yang jadi
korban wereng di seluruh Indonesia, dua tahun silam (TEMPO, 7
Juni 1975). Tapi menurut Menteri, ada indikasi bahwa musuh dalam
selimut itu juga sudah bergerilya di sawah-sawan Bali dan Aceh
-- dua daerah padi yang sampai membutuhkan penyemprotan dari
udara secara besar-besaran, tahun 1975 itu.

; Bukan itu saja yang membuat hati sang menteri dag-dig-dug. Sebab
yang menyerang Jatim, Sumut, Aceh dan Bali ini bukan lagi si
wereng coklat alias Nilaparvata Lugens yang dulu. Tapi satu
generasi baru, yang tak dapat dibendung lagi oleh varitas padi
unggul tahan wereng (VUTW) seperti IR-26, IR-28 dan IR-30 dari
Filipina yang diperintahkan penanamannya sesudah serangan wereng
1975. Generasi wereng coklat baru itu disebut wereng biotype II,
untuk membedakannya dengan generasi biotype I yang diharapkan
sudah tumpas digilas penyemprotan besar-besaran tahun 1975 itu.

; Itu sebabnya, untuk mencegah wereng coklat biotype II ini
mengganggu stabilitas perut bangsa Indonesia, Prof. Toyib segera
memerintahkan penggantian jenis padi yang mau ditanam denan
VUTW baru lagi, yakni IR-32, IR-36 dan IR-38. Cuma sayangnya,
anjuran itu rada terlambat. Sebab di banyak tempat, panen padi
gelombang kedua banl saja selesai dan para petani menyambut
musim kemarau dengan…

Keywords: -

---

Foto Terkait