Pengarang Yang Disensor Keluarga

Edisi: 29/07 / Tanggal : 1977-09-17 / Halaman : 27 / Rubrik : TK / Penulis :


JIKA anda gemar cerita silat, dia ini orangnya: Kho Ping Hoo.

Pengarang yang sudah 25 tahun menulis ini, begitu pengakuannya, setiap bulan - dari mengarang saja - mamnu berpenghasilan sekitar Rp 2 juta. "Itu kalau saya ngebut nulis," katanya. 

Tapi rupanya ia lebih suka bekerja santai. "Biar pun saya tahu uang itu perlu, tapi saya tak mau diperbudak oleh uang. Kalau toh mau diambil rata-rata, sebulan sekitar Rp 300 ribu. Itu kalau kerja secara tenang," tambahnya. Dari dua majalah Jakarta, Selecta dan Detektif & Romantika, masing-masing Ping Hoo menerima honorarium Rp 20 ribu untuk setiap cerita bersambung. 

Belum lagi kalau ceritanya dibukukan, sekitar 30 ribu sampai 50 ribu eksemplar. Untuk setiap eksemplar ia menerima Rp 7. Selain diterbitkan oleh PP Analisa (penerbit majalah Selecia dan Detektif & Romantika), bukunya juga diterbitkan oleh penerbit lain, misalnya Sinar Surya. Belum lagi hasil penjualan buku yang diterbitkannya sendiri. 

Ia sekarang punya usaha percetakan dan penerbitan sendiri, CV Gema - perusahaan milik keluarga yang dipimpin oleh salah seorang menantunya, dengan karyawan sebanyak 60 orang. Tapi barangkali lantaran tak mau diperbudak oleh uang itu pulalah, maka ia tak mau pula banyak cingcong ketika ia tak menerima uang sepeser pun dari sebuah produsir di Jakarta yang memfilmkan sebuah ceritanya. Sekarang pun, ketika produsir lain berniat memfilmkan ceritanya yang berjudul Buaian Asmara, Ping Hoo tak banyak menuntut. 

Dengan penghasilan sebanyak itu, tentu saja ia mampu menghidupi 11 anak dan 7 cucunya. Bahkan ia mampu menyekolahkan tiga orang anaknya di London. Enam bulan sekali Ping Hoo mengirim Rp 3 juta buat mereka. Rumahnya di kampung Mertokusuman, Sala, juga dibeli dengan hasil karangannya. Rumah yang berhalaman luas itu terhitung bagus. Temboknya dicat serba hijau. 

Di ruang tamu banyak terpampang lukisan-lukisan naturalistis, hadiah sahabat-sahabatnya. Juga ada lukisan karya puterinya, Tina Asmarani, yang pernah belajar di ASRI Yogya. Anak ini menikah dengan pemuda "pribumi", Prakosa - kawan sekuliahnya yang kini bekerja sebagai disainer di Hotel Ambarukmo Sheraton, Yogya. 

Rumah bagian belakang dibangun bertingkat. "Dulu saya sering mengarang di sini, tapi sekarang di ruang bawah," kata Ping Hoo. Dari ruang atas, tampak rumah-rumah tetangga yang umumnya tak begitu mampu. Ping Hoo bergaul baik…

Keywords: Kho Ping HooAsmaraman SRoos HwaSelectaDetektif & RomantikaSinar SuryaCV GemaTina AsmaraniPrakosaPramudya Ananta TurMochtar LubisPearl S. Buck
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
DICK, SI RAJA SERBA ADA
1984-01-21

Pengusaha, 50, perintis toko serba ada, gelael supermarket. juga pemilik restoran kentucky, dan es krim…

P
PENGAWAL DEMONSTRAN DI MASA TRITURA
1984-01-14

Letjen (purn), 60. karier dan pengalamannya, mengawal para demonstran kappi/kami pada saat terjadi aksi tritura…

A
AHLI NUKLIR, DALAM WARNA HIJAU
1984-01-28

Achmad baiquni, dirjen batan, ahli fisika atom yang pertama di indonesia.