Surabaya Geger Kepati, Gegernya ...

Edisi: 30/07 / Tanggal : 1977-09-24 / Halaman : 10 / Rubrik : LIN / Penulis :


KAMIS pagi, 25 Agustus. Penduduk ramai menciduk ikan di aliran Kali Surabaya dekat jembatan Sepanjang. Ikan-ikan itu mabuk. Keesokan harinya, gerombolan ikan yang mengambang lantaran kehabisan zat asam melorot sampai dan Gunungsari Malam harinya, sudah ada bahan yang terbawa arus sungai sampai di Kali Mas dalam batas kotamadya Surabaya. 

Sementara rakyat kecil berpesta-pora makan ikan, dengan risiko kulit gatal dan nyaris terkupas kena air sungai yang sudah cemar para langganan air minum mulai kelabakan. Sejak hari-hari itu, air minum yang mengucur dari instalasi penjernihan PAM di Jagir sudah berwarna kuning jorok. Juga baunya amis. Maka banyak orang yang mendingan mandi parfum ketimbang mandi air keran yang jorok. Mereka yang mau mengambil air wudhu, di malam Minggu itu terpaksa bertayamum - membasuh tangan dan kaki dengan pasir. 

Pers Surabaya sendiri, sampai saat itu masih menghimbau penduduk kota buaya itu agar tak cemas dengan perubahan warna dan bau air kerannya. Tapi orang-orang di Bagian Produksi PAM makin risau juga menyaksikan tragedi ikan semaput di hilir Kali Brantas. Tengah malamnya, jam setengah satu memasuki Minggu 29 Agustus, Kepala Bagian Produksi PAM - tanpa permisi dengan atasannya lagi - menghentikan produksi air minum dari Jagir. 

Kata sebuah sumber di bagian produksi PAM Surabaya pada Slamet Oerip Prihadi dari TEMPO "Ini memang belum hasil penelitian laboratorium. Tapi dengan bertumpu kepada panca indera saja. keadaan memang sudah gawat. Buktinya, ikan-ikan yang mati bukan saja dari jenis yang hidup di bagian atas dekat permukaan air. Malah telah merembet sampai ke jenis ikan yang hidup di dasar sungai, misalnya ikan wager, dan lele. Pun warna keruh yang tadinya bisa hilang setelah dimasak, sekarang sudah tak bisa hilang. Makanya tanpa menunggu lama lagi, produksi kami hentikan. 

Penyetopan pipa PAM ini bukan baru pertama kalinya. Sudah kedua kalinya dalam dua tahun terakhir. Dua tahun lalu, 2 Juli 1975, PAM Surabaya juga terpaksa menghentikan produksi air minum dari Jagir selama 6 jam, karena air bakunya tercemar oleh buangan pabrik bumbu masak Miwon ke Kali Surabaya. Kini produksi distop selama 15 jam: dari jam 00.30 tengah malam, sampai jam 15.30 sore harinya. Penduduk baru menerima kucuran pertama dari keran waterledingnya paling cepat jam 17.30, menjelang berbuka puasa. 

Penyetopan itu terjadi tengah malam ketika penduduk Surabaya masih tidur lelap sebelum makan sahur. Jadi banyak yang tak menyana. Seorang penduduk di Pucang Anom Timur II/22 bangun tidur langsung ke kakus. Hajat sudah tunai, baru disadarinya bahwa bak airnya kosong. Dan kerannya tak kunjung mengucurkan air. Terpaksa finishing di sumur. "Untung saya punya sumur," katanya sembari senyum. 

Tapi Walikotamadya Suparno tak punya sumur. Sehabis mengontrol keadaan instalasi air minum di Jagir, dia terus saja berangkat dengan mobilnya ke rumah anaknya di Wonocolo - sekitar 20 Km dari pusat kota - numpang mandi. Bahkan Gubernur Sunandar Priyo sudarmo sendiri - yang sudah dilapori tentang polusi di Kali Surabaya sejak mula kejadiannya - bangun tidur langsung mau mengambil air wudhu buat sembahyang subuh. Nyatanya, dia hanya kebagian tetesan-tetesan air terakhir yang kuning keruh dan berbau itu. Dia juga kebetulan lagi punya beberapa tamu dari Kanada. Mereka itu, pada hari Minggu yang naas itu, buru-buru diungsikan ke Tretes - tempat peristirahatan dekat Surabaya yang udaranya sejuk dan kaya air gunung. 

Siang harinya, instalasi Jagir tak luput dari serbuan sejumlah penduduk. Maklumlah, sekitar 447 penduduk kota Surabaya yang jumlahnya 2 juta jiwa lebih itu tergantung pada air dari PAM. Memang, hanya 17% berlangganan langsung. Sisanya membeli air minum yang dijajakan dengan gerobak. Soalnya, kebanyakan sumur di Surabaya airnya asin. Maka tak sedikit penduduk Surabaya yang mandi dengan air sumur yang asin itu, tapi minum dan masak dengan air tawar dari PAM. Penduduk pun ramai-ramai minta keterangan kapan air PAM mancur lagi. Pada saat itu pula, barangkali karena pengalaman tahull 1975, ada yang berteriak: "Ini tentu sumbernya dari Miwon lagi!" 

Dugaan itu ternyata tak jauh meleset.…

Keywords: RacunPolusiPAMSuparnoSunandar Priyo sudarmoPT MiwonPT Haka Surabaya LeatherPT PakabayaPT JayabayaPT Surabaya WirePT SpindoDrs Alie Prayitno
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Indorayon Ditangani oleh Labat Anderson
1994-05-14

Berkali-kali lolos dari tuntutan lsm dan protes massa, inti indorayon kini terjerat perintah audit lingkungan…

B
Bah di Silaut dan Tanahjawa
1994-05-14

Dua sungai meluap karena timbunan ranting dan gelondongan kayu. pejabat menuding penduduk dan penduduk menyalahkan…

D
Daftar Dosa Tahun 1993
1994-04-16

Skephi membuat daftar hutan dan lingkungan hidup yang mengalami pencemaran berat di indonesia. mulai dari…