Memang Mereka Mengucapkan Ahlan ...

Edisi: 35/07 / Tanggal : 1977-10-29 / Halaman : 06 / Rubrik : LN / Penulis :


AKHIRNYA, sebuah jamuan kenegaraan di taman yang indah. Di rumput halus di depan Istana Koubbeh, di bawah lampu, dll, bergantungan di pohon-pohon, Presiden Soeharto dan tuan rumahnya, Presiden Sadat, saling menyambut. Sadat dalam bahasa Arab, Soeharto dalam bahasa Indonesia. Hidangan yang antara lain berupa Giot d'Agneau a l'Onental (daging domba bagian kaki) baru saja selesai. Gelas pun - tanpa alkohol - diangkat. Dan tak lama kemudian, apa yang sebelumnya tak pernah terjadi selama kunjungan Presiden ke Timur Tengah pun terjadi: sebuah malam kesenian. 

Tuan rumah telah menyiapkannya dengan penuh sofistikasi agaknya. Ada orkes dengan Noces de Figaro Mozart, ada serangkaian lagu Mesir baru - antara lain ciptaan Fuad Hassan (komponis, bukan Dubes RI di Kairo). Setelah itu, ada sejumlah gadis cantik yang menyunggi dan menarikan kandilabra, ada sejumlah pemuda ramping dengan tongkat - dan seorang doktor sastra Inggeris, Farida Fahmy, 32 tahun, penari terkemuka, membawakan El Hagallah yang folklorik dengan gairahnya .... 

Kata orang, pada 17 Oktober malam itulah pertama kalinya tari-tarian semacam itu di Kairo ditampilkan untuk sebuah jamuan kenegaraan di atas rumput. Ketua Korps Diplomatik di kota itu, Dubes Siprus, berbisik kepada Fuad Hassan (Dubes RI, bukan komponis): "Rupanya anda memang dapat perlakuan istimewa." Dubes Muangthai menambahi: "Saya bangga malam ini sebagai anggota ASEAN." 

Apa yang terjadi di Kairo memang klimaks yang menyenangkan bagi kawasan Timur Tengah Presiden Soeharto dan rombongan. Bukan karena jamuan dan tari-tarian itu. Presiden, yang selalu memperlakukan kunjungannya sebagai kunjungan kerja yang padat, di Kairo mendapatkan sambutan yang hangat. Di kota ini - satu-satunya kota selama perjalanan yang memasang gambar Pak Harto di jalan-jalan - rakyat menyatakan ahlan wa sahlan mereka dari tepi-tepi. Di dalam Istana, Sadat tiba-tiba menyatakan dukungannya yang kuat kepada Indonesia dalam kebijaksanaan Timor Timur. 

Sikap Sadat itu memang sebuah surprise. Kata seorang perunding untuk komunike bersama tentang perkembangan sikap Mesir: "Sampai saat-saat terakhir, sikap Mesir hanya mau menyatakan dukungan kepada 'hasrat dan aspirasi rakyat Timor Timur' - tanpa menegaskan soal integrasi. Tapi setelah Sadat berbicara dengan Pak Harto, tiba-tiba…

Keywords: Kunjungan KenegaraanTimur TengahPresiden SoehartoNy. TienPresiden SadatFuad HassanSudharmonoRaja KhalidThe Middle East Yearbook 1977OPEC
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14

Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…

C
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14

Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…

M
Mandela dan Timnya
1994-05-14

Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…