Kita Punya Badui Yang Lain
Edisi: 37/07 / Tanggal : 1977-11-12 / Halaman : 36 / Rubrik : TAR / Penulis :
IRAMA gejog atau permainan lesung dari Gunung Kidul baru saja berhenti. Disusul dengan irama kentongan doromuluk sebagai tanda dimulainya Pentas Kesenian Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta, di Bangsal Kepatihan.
Pentas malam itu, 8 Oktober 1977 adalah pentas keempat sejak dimulainya gagasan ini pada tahun 1974 oleh Dinas P dan K DIY - dalam rangka menggali, membina dan mengembangkan kesenian-kesenian rakyat di daerah Yogya.
Lima kontingen yang mewakili 4 kabupaten (Sleman, Kulonprogo, Gunung Kidul, Bantul) dan Kotamadya Yogya, menampilkan kebolehan masing-masing. Diawali dengan tari Badui dari Sleman Krida Langen Swara dari Yogya, Dadungawuk dari Bantul, Thethelan dari Gunung Kidul, diakhiri dengan Oglek dari Kabupaten Kulonprogo.
Pendopo Agung
Masing-masing kontingen mendapat kesempatan tampil selama 30-45 menit. Ini berarti mereka harus menyingkat tontonan yang aslinya berjalan 34 jam. Berbeda dengan penampilan dari Kota Yogya, kesenian rakyat dari keempat kabupaten tersebut kebanyakan masih hidup subur.
Pentas ini diadakan di Bangsal Kepatihan, bekas tempat tinggal Pepatih Dalem Sultan Yogyakarta yang bergelar KGPAA Danurejo. Pendopo yang megah ini ternyata mempunyai daya tarik yang besar bagi para seniman rakyat, seperti diungkapkan salah seorang pemimpin grup dalam diskusi. Ia menceritakan bahwa semalam sebelum pentas, banyak di antara anak…
Keywords: Tarian, B. Suharto,  Sal Margiyanto, Gejog, Doromuluk, Badui, Krida Langen Swara, Dadungawuk, Thethelan, Oglek, Wayang Wong Sri Suwelo, Beksan Bugis, Langendriya, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Diversions: Khas, Cerdas, dan Nakal
1994-02-05Sedang tumbuh di eropa grup-grup tari kelompok kecil. salah satunya yang datang di jakarta pekan…
Yang Terbebani dan Tak Terbebani Tradisi
1994-01-29Sembilan penata tari pemenang lomba tari dinas kebudayaan dki jakarta mementaskan karya masing-masing di tim.…
Baguru ka Alam Tradisi
1994-06-04Untuk ke sekian kalinya gumarang sakti diundang dalam festival internasional. tak salah pendekatan gusmiati pada…