Menimbang-nimbang Kritik
Edisi: 37/07 / Tanggal : 1977-11-12 / Halaman : 37 / Rubrik : TAR / Penulis :
Konon ada kritik yang disampaikan secara pasif. Tidak langsung diungkapkan dengan kata-kata kepada yang dikritik. Seorang Jawa tulen (seperti digambarkan Edi Sedyawati, tokoh tari dan Ketua Akademi Tari Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta), jika menonton sebuah pertunjukan yang tidak berkenan di hati, cukup bereaksi dengan 'tidak mengacuhkannya! Membiarkan pertunjukan berjalan tanpa memperhatikannya, selanjutnya mengisi waktu dengan makan minum atau berbicara dengan kawan di dekatnya.
Di Bali juga. Untuk menonton seorang penari yang baik, mereka tak segan berjalan 5-10 Km. Tetapi terhadap pertunjukan yang tidak memikat, satu demi satu penonton akan meninggalkan tempat. Kritik atau "pesan" halus semacam ini lazim terdapat di negeri kita, dan dapat digolongkan sebagai "kritik yang disampaikan tidak dengan kata-kata."
Ini adalah sebagian masalah yang dibahas dalam Seminar Kritik Tari, diselenggarakan Dewan Kesenian Jakarta di Akademi Tari LPKJ akhir Oktober kemarin.…
Keywords: Tarian, Kritik, Kritikos, Kesenian, Seniman, Edi Sedyawati, Seminar Kritik Tari, LPKJ, Sardono, Soedarsono, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Diversions: Khas, Cerdas, dan Nakal
1994-02-05Sedang tumbuh di eropa grup-grup tari kelompok kecil. salah satunya yang datang di jakarta pekan…
Yang Terbebani dan Tak Terbebani Tradisi
1994-01-29Sembilan penata tari pemenang lomba tari dinas kebudayaan dki jakarta mementaskan karya masing-masing di tim.…
Baguru ka Alam Tradisi
1994-06-04Untuk ke sekian kalinya gumarang sakti diundang dalam festival internasional. tak salah pendekatan gusmiati pada…