Tiga Golongan Di Filipina
Edisi: 37/07 / Tanggal : 1977-11-12 / Halaman : 40 / Rubrik : KL / Penulis : THEE, KIAN WIE
AKHIR-AKHIR ini di Pilipina tengah berlangsung suatu perdebatan yang ramai, antara para perencana ekonomi maupun masyarakat umum, yakni tentang bagaimana hasil-hasil pembangunan dapat dibagi secara lebih merata di antara seluruh lapisan masyarakat.
Para teknokrat Pilipina yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pembangunan ekonomi kuatir bahwa konsentrasi kekayaan dan pendapatan pada golongan yang relatif kecil merupakan suatu faktor perintang, yang menghambat pertumbuhan ekonomi yang pesat. Mereka berpendapat bahwa pemerataan kekayaan dan pendapatan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, karena perluasan pasaran domestik bagi hasil-hasil industri domestik. Dan karena perluasan landasan pendapatan (income base) yang dapat meningkatkan tabungan dalam negeri untuk membiayai investasi-investasi produktif.
Umumnya pembagian pendapatan di negara-negara berkembang memang lebih pincang daripada di negara-negara maju. Tapi di Pilipina lebih gawat lagi. Dibanding dengan negara-negara Asia lainnya, termasuk Indonesia, pembagian pendapatan di Pilipina lebih pincang.
Proyeksi NEDA
Dengan memakai ukuran Bank Dunia maka 20% dari penduduk yang berpendapatan tinggi memperoleh 53,3% dari pendapatan nasional (GNP) Pilipina selama 1975. Lebih menyolok lagi mengingat bagian pendapatan yang diperoleh 10% dari penduduk Pilipina yang paling kaya, mewakili 37% dari pendapatan nasional. Sebaliknya 40% dari penduduk yang berpendapatan…
Keywords: Filipina, Pembangunan Ekonomi, Thee Kian Wie, Proyeksi NEDA, National Economic and Development Authority, Sundrum, Universitas Nasional Australia, 1970, 1976, 
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…