Melacak Akar Kartosuwiryo
Edisi: 39/07 / Tanggal : 1977-11-26 / Halaman : 10 / Rubrik : NAS / Penulis :
Sampai 15 tahun yang lalu, jangan harap kereta api dari Purwokerto, kroya atau Bumiayu cukup aman lewat Brebes-Tegal. Gerombolan DI/TII sering menghadang, tak jarang beberapa gerbong digulingkan. Juga bus Jakarta-Bandung. Soal DI/TII itu sejak minggu-minggu kemarin kembali menarik perhatian ketika Bung Tomo menerbitkan brosur Sebuah Himbauan.
Bagi generasi sekarang, beberapa hal di bawah ini barangkali bisa menjelaskan:
Akibat Perjanjian Renville (194), yang dilangsungkan di kapal Renville milik AS, wilayah RI yang secara de facto dikuasai Belanda harus dikosongkan. Maka tentara RI pun diharuskan hijrah. Tapi tentara yang tidak resmi - seperti Hizbullah-Sabilillah dan lain-lain enggan meninggalkan 'kantong-kantong' Republik itu. Beberapa partai sendiri seperti PNI dan Masjumi, menyatakan menentang perjanjian itu, sementara kabinet Amir Sjarifuddin (dan PKI) menerima.
Kartosuwiryo tegas menolak. Dan ketika Belanda melancarkan aksi polisionil ke-II (1948) dan menawan Bung Karno dan Bung Hatta - yang kemudian diasingkan ke Bangka Kartosuwiryo menganggap "RI sudah bubar." Satu-satunya pimpinan yang masih bertahan dan memimpin gerilya adalah Panglima Besar Sudirman. Mengatasi kekosongan itu, tanpa konsultasi atasan, Kolonel A.H. Nasution yang ketika itu Panglima Tentara Teritorium Jawa memaklumkan pemerintahan militer di Jawa.
Menurut Nasution, pasukan Kartosuwiryo telah mengisi kantong-kantong yang ditinggalkan TNI. "Penerusan perlawanan terhadap Belanda ketika itu mendapat restu," kata Nasution kepada Klarawijaya dari TEMPO. Bahkan ketika masih menjadi wakil Panglima Besar, ia membaca dokumen surat Pak Dirman. "Tapi tidak ditujukan kepada Kartosuwiryo, melainkan kepada tokoh lain. Namanya saya lupa," tambahnya.
Menurut Bung Tomo, Pak Dirman pernah menugaskan kepada Kolonel Sutoko (kini anggota DPA) merembes kembali ke Jawa Barat, sementara…
Keywords: Kartosuwiryo, DI/TII, Bung Tomo, Bung Karno, Bung Hatta, Himawan Sutanto, A.H Nasution, PSII, Akibat Perjanjian Renville,  Panglima Besar Sudirman, Mayjen Himawan Sutanto, Abikusno Tjokrosujoso, Maklumat No. 6 Kartosuwiryo, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?