Wali Di Tangan Makelar
Edisi: 39/07 / Tanggal : 1977-11-26 / Halaman : 46 / Rubrik : TAR / Penulis :
SEBUAH grup kesenian Bali, dari Desa Sebatu Kabupaten Gianyar, kini sedang melalang buana ke Benua Amerika. Mereka mementaskan kebolehan di berbagai perguruan tinggi di kota-kota Amerika Serikat, Kanada, Meksiko dan Venezuela. 10 Desember mendatang, para penari yang petani ini akan mendapat kehormatan muncul di General Assembly Hall of The United Nations dalam rangka Hari Hak-Hak Asasi Manusia PBB.
Sementara itu masyarakat Bali - tidak terbatas kalangan budayawan - ramai melancarkan berbagai kecaman. Lho? Bukan saja masalah keberangkatannya yang sembunyi-sembunyi. Grup ini bahkan, bulan Mei lalu, melawat ke Eropa dengan mementaskan tari yang tidak boleh dipentaskan di luar upacara keagamaan. Jadi itulah pokk soalnya. Tudingan lebih keras ditujukan kepada Majelis Pertimbangan dan Pembinaan Kebudayaan Bali (Listibiya), Parisadha Hindu Dharma Pusat dan Kanwil Departemen Agama Propinsi Bali.
Sebab ketiga badan itu dianggap bertanggungjawab terhadap kebobolan yang terjadi. Harian Bali Post yang terbit di Denpasar menjadi saluran kecaman itu baik melalui kolom 'Pikiran Pembaca' maupun Ruang Seni Budaya. Sekretaris Redaksinya, Made Nariana, menyebutkan selalu menerima lebih dari 5 surat setiap hari - yang isinya yang mengecam keberangkatan grup Sebatu tersebut. Puluhan surat sudah dimuat sejak awal Nopember - di antaranya ada yang terang-terangan meminta Listibiya dibubarkan. Atau oknum-oknumnya mundur saja.
Tari Wali
Kisahnya mulai ketika Jaquare Brunet, makelar seni yang biasa membawa grup kesenian ke luar negeri, mempersiapkan Gong Sebatu untuk melawat ke Eropa, awal April tahun ini. Terbentur masalah Pemilu, rombongan baru bisa berangkat 3 Mei alias sehari setelah pada mencoblos. Tetapi sebelumnya, tari yang akan dibawa ke luar sudah dipertunjukkan sewaktu Menteri P dan K meresmikan Pusat Kebudayaan Bali Werdi Budaya akhir April. Dan pada saat itulah kehebohan pertama terjadi.
Masalahnya: Seminar Seni Sakral dan Seni Profan di Bali, 4 - 25 Maret 1971, telah menetapkan 3 jenis tari yaitu: Tari wali (tarian agama/sakral, Tari Bebali…
Keywords: Tarian, Kesenian Bali, Gong Sebatu, Kabupaten Gianyar, General Assembly Hall of The United Nations, Listibiya, Parisadha Hindu Dharma Pusat,  Tari Wali Kisahna, Jaquare Brunet, UCLA Fullerton College, Prof. Dr. Ida Bagus Mantra, I Wayan Surpha, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Diversions: Khas, Cerdas, dan Nakal
1994-02-05Sedang tumbuh di eropa grup-grup tari kelompok kecil. salah satunya yang datang di jakarta pekan…
Yang Terbebani dan Tak Terbebani Tradisi
1994-01-29Sembilan penata tari pemenang lomba tari dinas kebudayaan dki jakarta mementaskan karya masing-masing di tim.…
Baguru ka Alam Tradisi
1994-06-04Untuk ke sekian kalinya gumarang sakti diundang dalam festival internasional. tak salah pendekatan gusmiati pada…