Tak Ada Sobat Untuk Sadat ?

Edisi: 40/07 / Tanggal : 1977-12-03 / Halaman : 04 / Rubrik : LN / Penulis :


PRESIDEN Mesir Anwar Sadat berada dalam kesulitan. Ia tengah menyaksikan perpecahan dunia Arab pada saat perdamaian Timur Tengah sedang dirintis. Dan dialah orangnya yang bisa dituduh penyebab utama perpecahan itu. 

Minggu ini, di ibukota Libya Tripoli, beberapa negara Arab akan berkumpul menentangnya. Atas undangan Presiden Libya Chadaffi, wakil-wakil Suriah. Yaman Selatan dan Organisasi Pembubaran Palestina merupakan tiga suara yang pertama menyatakan kesediaannya untuk datang hari Kamis. Sebaliknya, undangan Sadat kepada semua pihak yang terlibat dalam pertikaian Timur Tengah untuk berembug ke Kairo baru satu negara yang menyambutnya, sampai dengan Senin pagi. Negeri itu adalah Israel. 

Sadat nampaknya tengah tersisih. Mungkin satu-satunya hiburan baginya sekarang ialah kenyataan bahwa hanya dia kini yang bisa dicatat sebagai tokoh perintis - bila kelak, kalau tak mustahi, perdamaian di Timur Tengah tercapai. 

Dikecam atau dipuji. Sadat memang melakukan tindakan yang berani. Ia langsung melintasi batas ilmu bumi dan sejarah - tanpa diduga-duga dengan berkunjung ke tempat musuh di Yerusalem 19 Nopember yang lalu. 

Hari itu umat Islam sedang merayakan hari raya Idul Adha yang memperingati kembali keberanian Ibrahim. Sang Nabi, nenek moyang bangsa Yahudi dan Arab di hari itu bersedia mengorbankan puteranya sendiri, Ismail, untuk mematuhi Allah. Dan Sadat, yang melakukan sembahyang Idul Adha di Masjidil Aqsa (terletak di kota lama Yerusalem) di hari kedua kunjungannya ke Israel itu, juga mengorbankan sesuatu: rasa perkawanan dunia Arab, yang praktis ditinggalkannya untuk mencari damai. 

Kunjungan mendadak Sadat ke Israel itu memang bukan saja membuat kalang-kabut tuan rumah - mempersiap kan penyambutan, keamanan, acara serta keperluan protokoler - tapi juga menggebrak sebagian besar dunia Arab. 

Kecuali negara moderat seperti Yordania, Arab Saudi, Maroko, Tunisia, Sudan dan negara-negara Teluk Parsi, semua negara Arab lainnya, serta pihak gerilyawan Palestina, mengutuk Sadat Bahkan kampanye untuk membantu Sadat terdengar dari Libanon. Dan dari Libya sudah bisa diharap yang lebih hebat. Rakyat dan prajurit Mesir dianjurkan menyingkirkan "kolaborator pionis", begitu Presiden Gaddafi tentang Sadat. 

Presiden Sadat toh masih utuh. Tapi kejutan sejarah yang dilakukannya ternyata melampaui semua batas geograpi yang ada. Di Washington, pihak Gedung Putih, salah satu penganjur bagi suatu "kontak langsung," tak menyangka-nyangka tundakan Sadat. Presiden Carter sudah mengumumkan rencalnya untuk mengatur pertemuan terpisah Menlu Cyrus Vance dengan Menlu-Menlu Arab maupun Israel di Brussel Desember ini. Tapi Sadat mendahului seorang pejabat Deparlu AS mengomentari: Sadat dan Begin adalah "peluru-peluru yang tak terkendali" - meskipun tentu bukan milik Amerika. 

Melihat AS ikut kaget, cukupkah Sadat mempertimbangkan langkah - atau loncatannya - itu? Sadat menyatakan, bahwa ide ke Israel itu timbul sebelum ia berkunjung ke Rumania, Iran dan kemudian Arab Saudi. Ia tak mendiskusikannya dengan siapapun, kecuali dengan Menteri Luar Negerinya dan Dewan…

Keywords: MesirPresiden MesirAnwar SadatYerusalemIsraelArab SaudiPalestinaTeluk ParsiPerpecahan Dunia ArabLibya TripoliPresiden Libya ChadaffiMasjidil AqsaKolaborator PionisPresiden CarterMenlu Cyrus Vance
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14

Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…

C
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14

Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…

M
Mandela dan Timnya
1994-05-14

Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…