Tetap Kabar Baik Dari Kl

Edisi: 40/07 / Tanggal : 1977-12-03 / Halaman : 54 / Rubrik : OR / Penulis :


Sampai hari ketiga SEA Games IX berlangsung, wajah Ketua Harian KONI Pusat, Suprayogi, masih murung. Ia tinggal di Hotel Federal Bila ia meninggalkan hotel, beberapa ofisial olahraga Indonesia sering melihat ia menundukkan kepala. Mukanya muram. 

Ternyata yang dirisaukannya tidak lain pernyataannya sendiri tentang peluang yang akan direbut Kontingen Indonesia. Koran-koran mengutipnya sebagai "maksimal 60 medali emas, minimal 52." "Tapi kan pernyataan itu saya sampaikan secara off the record," kata Suprayogi kepada TEMPO dalam jamuan makan yang diselenggarakan Seiko di Hotel Federal, Sabtu 19 Nopember malam. "Saya tidak habis fikir kenapa kalian wartawan bisa bersikap begitu terhadap saya." 

Soalnya bukan apa-apa. Menurut perhitungan, Indonesia memang tidak mustahil memboyong jumlah medali tersebut dan keluar sebagai juara umum. Tapi Suprayogi tampak gugup juga. Setiap berjumpa dengan rekannya dari Indonesia, ia tak lupa merogoh saku dan mengeluarkan sepotong catatan kecil. Dan bertanyalah dia: "Berapa jumlah emas yang telah terkumpul?" 

Atletik: Anjlok 

Kegugupan Suprayogi mula-mula beralasan. Misalnya melihat pertandingan atletik di hari pertama, Minggu 20 Nopember. Evaluasi 5 emas dan 20 perak yang ditargetkan PASI berantakan dalam berbagai nomor. 

Carolina Riewpassa, 29 tahun, yang ditargetkan meraih medali emas pertama di gelanggang atletik, gagal sewaktu turun dalam lomba lari 400 m. Padahal ia dinilai akan berprestasi lebih baik di nomor tersebut, yang lebih menuntut stamina, ketimbang nomor 100 m dan 200 m yang lebih menuntut kecepatan. Penilaian itu didasarkan pada meningkatnya usia Carolina. 

Pertimbangan lain dari PASI, kedengaran seperti main-main, dalam menopang keyakinan medali emas untuk Carolina adalah masalah pernikahan Than Than, pemegang rekor SEAP Games 1973 dari Burma. Perkawinan itu diperkirakan akan membuat prestasi Than Than anjlog. Waktu tempuh terbaiknya adalah 55,3 detik, sementara Carolina 56,0 detik. 

Perkiraan atas diri Than Than memang tidak meleset jauh. Tapi sebaliknya buat Carolina. Di final, gebrakannya untuk mendahului lawan dipotong habis oleh Than Than. Tak ada gerakan Carolina yang mengesankan, kecuali seringai memperlihatkan sebaris giginya yang putih pertanda ia telah berjuang keras. 

Lihatlah final lomba lari 100 m. Sekalipun 10 m menjelang finish ia masih I langkah di…

Keywords: SEA Games IXAtletikKuala LumpurKetua KONI PusatSuprayogiCarolina RiewpassaUsman EffendiBandar RayaKristiono SumonoMike TroyAhmad bin HarunIkatan Sport Sepeda IndonesiaMuangthaiSepakbolaOthman Omar
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

H
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14

Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…

M
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14

Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…

K
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14

Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…