Indeks Kemakmuran

Edisi: 42/07 / Tanggal : 1977-12-17 / Halaman : 34 / Rubrik : KL / Penulis : WIROSARJONO, SUCIPTO


SUDAH dua pelita ini kegundahan ahli ilmu sosial di Indonesia belum juga terobati. Mereka mengeluh. Membangun, katanya, 'kan untuk mencapai kemakmuran rakyat banyak. Kenapa kemakmuran cuma diukur dengan tebalnya kantong? Buktinya, target pembangunan selalu dinyatakan dengan kenaikan pendapatan nasional atau nilai ekspor, cadangan nasional, dan lain-lain. 

Mending kalau rata, keluhnya. Lalu ahli sosial itupun menyodorkan bengkoknya teori kantong bolong (trickle down theoy) dari Rostow. Mana ada uang dari kantong tebal si kaya bisa menetes buat si miskin, cibirnya. Memangnya semua orang pengikut Pak Sosro? Malah yang sesungguhnya terjadi -- seperti dibilang Myrdal dan lain-lain si miskin yang terus dihisap makin miskin. 

Ahli ilmu sosial lebih setuju dengan teori akumulasi kantong daripada teori kantong bolong. Di baju, dari satu menjadi dua kantong dari dua menjadi empat kantong safari. Ee, masih kurang ada yang menambah di lengan maupun di ketek. Di celana pun, dari tiga, jadi empat saku. Ini pun dirasa kurang. Ditambah pula di paha maupun di komprangan! 

Teknokrat yang ekonom terbengong-bengong mendengar penjelasan itu.…

Keywords: KemakmuranKebebasanKebutuhan DasarIlmu SosialRostowPak SosroTeknoratMantri UkurStatistisiUbo RampenSkala OrdinalStrategi Basic Needs
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

O
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14

Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…

K
Kekerasan Polisi
1994-05-14

Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…

B
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16

Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…