Sma Tamat: Bisa Gawat ; Masuk Universitas, Masih Berjudi ...
Edisi: 44/07 / Tanggal : 1977-12-31 / Halaman : 54 / Rubrik : PDK / Penulis :
DI bawah naungan akasia di depan kampus Universitas Indonesia,
Salemba, Nyonya Ratna menunggu. Matanya yang tak sabar tak
lepas-lepasnya menanti anaknya keluar dari pintu gerbang.
Sekali-sekali dia mengeluarkan selampai dan menyeka keringatnya.
"Masuk UI tambah sulit saja. Anak saya yang sekarang duduk di
kelas IV fakultas ekonomi dulu, mengurusnya sendiri. Sekarang
saya harus ikut mengantar. Soalnya dia gadis dan saya takut
kalau-kalau dia dapat kesulitan dalam mendaftar. Maklumlah yang
mau masuk banyak sekali," katanya.
; Ibu itu benar. Pelamar ke perguruan tinggi memang banyak
sekali. Angkatan yang dilahirkan lulusan SLA tahun ini saja
diperkirakan mencapai 110.000 di seluruh Indonesia. Belum lagi
dihitung pemuda yang gagal menduduki bangku pendidikan tinggi
tahun lalu. Sedangkan daya tampung 40 perguruan tinggi negeri
hanya 30.000. Perguruan swasta yang berjumlah 300 hanya bisa
menampung 35.000 orang. Maka jumlah yang tidak mendapat
kesempatan masuk begitu besar, dan terbagi ke dalam dua
kemungkinan. Masuk kerja atau mennganggur.
; Arus pelamar itu terutama oleh perguruan tinggi yang dianggap
hebat, seperti UI, ITB, IPB, GAMA dan UNAIR yang tergabung dalam
Sekretariat Kerjasama Antar Lima Universitas (SKALU). Jumlah
pelamar sampai minggu lalu sudah mencapai 30 ribuan. Padahal
daya tampung ke lima universias hanya 6500 orang.
; Rebutan bangku perguruan tinggi sesungguhnya bukan hanya cerita
saat ini. Sudah sejak bertahun-tahun ketimpangan jumlah
permintaan dan persediaan itu berjalan. Ada yang beranggapan
bertambah besarnya mereka yang tak kebagian bangku itu ada
hubungannya dengan jumlah lulusan universitas yang tetap tipis
saban tahun. "Output universita hanya 5% sedangkan indeks
kenaikan lulusan SLA mencapai sampai 15%," kata Dirjen
Pendidikan Tinggi. Prof Dody Pisnaamidjaja.
; Data itu nampaknya telah merangsang Menteri P&K Sjarif Thajeb
melontarkan gagasan untuk meniadakan skripsi bagi mahasiswa
tingkat akhir. Sebah dia beranggapan penulisan skripsi yang
terus tertunda-tunda oleh "mahasiswa menetap", membuat
kemungkinan masuknya mahasiswa baru jadi sempit. Tidak banyak
kedengaran tanggapan yang bersungguh-sungguh dari kalangan
universitas terhadap gagasan menteri itu. Umumnya meragukan
mendapat ide menteri itu. Dan Sjarif Thajeb sendiri belum pernah
mengemukakan rencana pemerintah untuk menambah perguruan tinggi
yang sudah ada, dalam rangka menyambut tuntutan masyarakat yang
terus membenci itu.
; Prof Tisna hanya menyebutkan niat pemerintah untuk mencambuk
perguruan tinggi supaya menyelesaikan masa kuliah dalam batas
waktu yang tegas.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Wajib Pajak atau Beasiswa?
1994-05-14Mulai tahun ajaran ini, semua perguruan tinggi swasta wajib menyisihkan keuntungannya untuk beasiswa. agar uang…
Serba-Plus untuk Anak Super
1994-04-16Tahun ini, sma plus akan dibuka di beberapa provinsi. semua mengacu pada model sma taruna…
Tak Mesti Prestasi Tinggi
1994-04-16Anak cerdas tk menjamin hidupnya kelak sukses. banyak yang mengkritik, mereka tak diberikan perlakuan khusus.…