Berputar Menuju Sang Kekasih
Edisi: 13/35 / Tanggal : 2006-05-28 / Halaman : 54 / Rubrik : AG / Penulis : Bektiadi, Bina ; Taufik, Ahmad
DI ruangan seluas 50 meter persegi, mereka bergerak seperti gasing. Terbungkus jaket putih tanpa kerah, rok-rok putih mereka lebar, mengembang, meninggalkan bayangan putih. Mereka, enam lelaki, berputar ke kiri; tangan kanan sejajar kepala, menengadah ke langit. Tangan kiri di bawah, sejajar paha, menelungkup menghadap bumi. Sementara itu, tatapan tak pernah lepas dari telapak tangan kanan.
Orang di Barat menyebutnya the whirling dervishes. Bulan lalu, di pondok zikir Naqsabandi Haqqani, Cinere, Jakarta, bersama jemaah lainnya mereka berzikir, meratap, terisak dengan mata terpejam. Al-Fatihah, salawat Nabi, Asma ul-Husna, dan khatm khwajagan-zikir pamungkas-dilantunkan, sebelum para penari mengambil posisi. Setengah jam zikir, para penari lelaki yang mengenakan tarbus merah pada kepala itu pun bangkit dan mulai berputar. Di luar lingkaran para penari, seorang syekh memberi aba-aba. Masing-masing mesti beredar di sekitar garis orbitnya. Mula-mula perlahan, makin lama makin cepat.
Awalnya musik berderap ringan. Musik biasa, suara seorang penyanyi lelaki dengan rebana, gitar,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…