Berlindung Pada Bapak Tersangka
Edisi: 14/35 / Tanggal : 2006-06-04 / Halaman : 24 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Kuswardono, Arif A. ; Purwanto; Dewanto, Eduardus Karel
SEBUAH foto terpajang di dinding sebuah ruangan di lantai empat Graha Dana Abadi (Granadi) di Kuningan, Jakarta. Berdiri di samping Soeharto, Haryono Suyono mengumbar senyum. Keduanya berpakaian tidak resmi. Wajah Soeharto kelihatan sudah renta. Mungkin gambar ini diambil setelah Soeharto lengser dari kursi presiden. Walaupun berada di gedung modern, penataan kantor itu tampak bergaya kuno. Pelayan kantornya juga sudah tua, begitu pun para tamu yang keluar-masuk.
Itulah kantor Haryono Suyono, Ketua Yayasan Dana Sejahtera Mandiri. Lelaki 68 tahun ini menjadi tokoh kunci dalam kasus korupsi tujuh yayasan milik Soeharto. Soalnya, kini dia juga menjadi penanggung jawab lima yayasan lainnya, yakni Supersemar, Dharma Bhakti Sosial (Dharmais), Dana Abadi Karya Bhakti (Dakab), Amal Bhakti Muslim Pancasila, dan Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan. Semua yayasan tersebut berkantor di Granadi. Hanya satu yayasan yang tidak diurusi doktor sosiologi itu, yaitu Yayasan Trikora, yang berkantor di kawasan Menteng, Jakarta.
Ketika ditemui Tempo, Rabu pekan lalu, raut muka Haryono tampak sumringah. Dia bersemangat menjelaskan tetek-bengek kegiatan yayasan-yayasan yang dikelolanya. Tapi mukanya menjadi sedikit mendung setelah Tempo menanyakan ihwal pemakaian dana Rp 400 miliar dari anggaran negara untuk Yayasan Dana Mandiri. Soalnya, dalam berkas pemeriksaan Soeharto, si pemilik yayasan mengaku tidak ingat mengenai aliran duit itu.
Agak gelagapan, akhirnya lelaki berperawakan sedang itu menjawab dengan diplomatis, "Masa, saya berani melakukan itu tanpa izin ketua (Soeharto)?" Dulu Soeharto memang menjadi ketua tujuh yayasan yang didirikannya. Setelah ia jatuh sakit, pengelolaannya diserahkan kepada Haryono.
Duit negara ratusan miliar itu mengalir ke Yayasan Dana Mandiri antara tahun 1996 dan 1998. Asalnya dari pos Dana Reboisasi Departemen Kehutanan dan pos bantuan presiden. Dalam berkas kasus Soeharto, terungkap bahwa Haryono, yang saat itu Menteri Negara Kependudukan dan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, mengalihkan dana itu untuk yayasan. Ketika itu, dia masih menjadi wakil ketua di Dana Mandiri.
Penyimpangan seperti…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…