Pagi Pedih Di Bumi Mataram
Edisi: 14/35 / Tanggal : 2006-06-04 / Halaman : 32 / Rubrik : NAS / Penulis : Setyarso, Budi
PRAHARA itu seperti adegan sebuah film bencana ala Hollywood. Atau novel Tom Clancy. Atau siaran CNN dari luar negeri. Tapi drama itu benar-benar terjadi Sabtu 27 Mei lalu. Dan itu terjadi di jantung Pulau Jawa: Yogyakarta.
Pagi yang pedih itu datang begitu saja. Saat itu matahari masih kuncup di langit Sumberharjo, Prambanan, Kabupaten Sleman. Titin, ibu muda berambut sebahu itu, sedang mencecap udara pagi yang menerobos jendela rumah tuanya. Tiba-tiba bumi yang dipijaknya berguncang hebat. Rumah yang ditinggali bersama putri dan neneknya itu juga bergemeretak. Suaranya sangat menciutkan nyali. Di luar rumahnya, orang-orang berlarian sambil berteriak, "Gempa..., gempaâ¦." Dan selanjutnya rumah-rumah kampung yang dibangun seadanya itu rontok seperti daun kering.
Titin panik. Dia menyambar Ica Mustika, anaknya yang baru berumur dua tahun. Sambil menggendong putri semata wayang itu, Titin berlari keluar rumah. Tapi, buum..., sebongkah tembok rumahnya menghantam punggung dan batok kepala perempuan itu. Bersama anaknya, ia terjerembap. Titin mengerang. Semua engsel tulangnya terasa nyeri. Kaki kirinya beku, tak bisa bergerak.
Ica, gadis mungil itu, menangis menjerit-jerit. Mukanya penuh darah. Sebongkah dinding juga menimpa wajah imut-imut anak itu. Setengah mati Titin mencoba melepaskan dari impitan tembok, sampai akhirnya seorang polisi datang menyelamatkannya. Saat diangkat dari impitan tembok itulah ia terpisah dengan anaknya. Itulah pukulan yang menyakitkan. Sambil sesenggukan menahan nyeri, ia berkata lirih, "Anakku..., anakkuâ¦."
Selanjutnya nasib Titin berujung di pelataran Rumah Sakit Dr Suraji Tirtonegoro, Klaten. Ia tidur cuma beralas tikar.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?