Halo! Ini Telepon Murah

Edisi: 19/34 / Tanggal : 2005-07-10 / Halaman : 56 / Rubrik : TEI / Penulis : Sholihin, Burhan


DUA pekan menunggu. Di lapangan yang sepi, pasukan penyelamat itu menunggu datangnya seorang pasien. Di penghujung 2005, di pinggiran barat Aceh, pasukan itu datang dengan "amunisi" berkotak-kotak obat, beberapa tenda, mobil klinik yang canggih. Juga, dokter-dokter spesialis yang siap menjadi juru selamat bagi korban-korban tsunami. Di klinik itu bukan cuma urusan mengoleskan salep menyambung tulang yang bisa dilakukan. Bahkan urusan identifikasi mayat pun bisa dilakukan, karena mereka datang dari sebuah kota di daratan Eropa dengan memboyong peralatan uji DNA (materi genetik yang bisa membuktikan sang mayat berkerabat dengan siapa).

Namun, dua pekan menanti di lapangan itu, para sukarelawan asing itu cuma berkawan dengan segelintir penduduk serta nyamuk. Tak ada satu pasien pun yang datang ke klinik kecil yang canggih itu. Baru pada hari ke-14 pasien yang ditunggu-tunggu pun tiba. Pasien itu datang cuma ingin mengobati borok kecilnya!

Ini mubazir. Dan situasi ini memprihatinkan sejumlah petinggi di sebuah perusahaan multinasional yang berkantor di Jakarta. Salah satunya adalah Rizal I. Shahab. Pria yang bekerja di Alcatel Indonesia itu berpikir:…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

O
Obat Buat Pecandu TV
2007-11-25

Ponsel televisi lokal menjajal pasar. perlu upaya perbaikan citra.

R
Robot Hijau dari Google
2008-02-24

Prototipe peranti lunak buatan google diperkenalkan pekan lalu. sejumlah pesaing siap menghadang.

T
Terkesima Kesan Pertama
2007-03-11

Microsoft meluncurkan versi perorangan windows vista. mengandalkan kekuatan antarmuka.