Iggi Bubar, Binnenhof Pun Terkejut
Edisi: 05/22 / Tanggal : 1992-04-04 / Halaman : 14 / Rubrik : NAS / Penulis : THA
PERDANA Menteri Belanda Ruud Lubbers barangkali agak terganggu makan
siangnya, Rabu pekan lalu. Di kantornya di Binnenhof -- bangunan antik di Den
Haag yang berarsitektur Gotik yang dibangun di abad pertengahan -- sepucuk
surat disampaikan oleh Dubes RI Bintoro Tjokroamidjojo. PM Lubbers yang
menerima surat itu kabarnya tersentak. Ada tiga permintaan yang dilayangkan
Jakarta ke alamat Belanda yang sudah 25 tahun berperan sebagai ketua
Intergovernmental Group on Indonesia (IGGI). Yaitu:
; * Menghentikan pencairan (disbursement) semua bantuan Belanda kepada Indonesia,
baik yang berupa pinjaman maupun hibah.
; * Tidak lagi menyiapkan bantuan baru untuk Indonesia.
; * Tidak lagi menyelenggarakan sidang IGGI.
; Sepanjang sejarah Orde Baru, inilah keputusan paling berani yang diambil
pemerintah Indonesia. Karena otomatis IGGI, penyumbang US$ 4.755 juta atau
sekitar 16% dari APBN 1992-93, dianggap bubar. Tak heran kalau dikabarkan bahwa
PM Lubbers sampai menarik dalam-dalam urat dahinya ketika membaca surat yang
diteken oleh Menko Ekuin Radius Prawiro 24 Maret 1992.
; Di Jakarta, berbeda enam jam dengan waktu Den Haag, Rabu malam itu ada acara
buka puasa untuk wartawan di Gedung Sekretariat Negara. Namun, sampai waktu
buka puasa tiba, tuan rumah Menteri Moerdiono belum juga muncul di aula lantai
tiga. Wartawan pun mulai menebak: akankah keluar pengumuman baru tentang
perdagangan cengkeh dan jeruk yang lagi kacau, tentang dilepasnya
kebijaksanaan uang ketat alias TMP, atau masih ada lagi buntut penanganan
peristiwa Dili?
; Sampai dua jam berlalu, pada pukul 20.15 baru sang tuan rumah muncul. "Sori
ya, saya belum selesai, sampai nggak sempat makan," kata Moerdiono. Ia
didampingi oleh Menlu Ali Alatas, Menko Ekuin Radius Prawiro, Menteri Negara
Ketua Bappenas Saleh Afiff, dan Menteri Keuangan Sumarlin. Empat menteri ini,
konon, sejak siang juga sudah keluar-masuk ke kamar kerja Presiden di Bina
Graha.
; Pengumuman untuk pers Indonesia rupanya sengaja diulur-ulur. "Itu untuk
meyakinkan kami bahwa surat untuk Menlu Belanda yang sedang berada di Helsinki
sudah diterima. Dan baru saja Pak Ali menerima konfirmasi," kata Moerdiono.
Dia menjelaskan, atas perintah Presiden, siang harinya keputusan sangat
penting ini sudah pula disampaikan kepada pimpinan DPR. Lalu petangnya
diberitahukan kepada pimpinan parpol dan Golkar. Malam itu juga secara
terpisah sejumlah koresponden asing…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?