Muhammadiyah Liberal Dan Anti-liberal
Edisi: 20/34 / Tanggal : 2005-07-17 / Halaman : 49 / Rubrik : KL / Penulis : Mulyadi, Sukidi
WACANA anti-liberalisme mewarnai suasana Muktamar Muhammadiyah ke-45 di Malang, Jawa Timur. Liberalisme Islam dinilai sebagai "virus" baru di organisasi itu. Di luar sidang, kita dapat melihat "pojok anti-liberal" di salah satu stan penjualan buku bazar muktamar. Di sana dijual, misalnya, majalah Tabligh Muhammadiyah dan puluhan buku non-akademis bersemangat anti-liberalisme. Di ruang muktamar sendiri, kita dapat mendengarkan salah satu pandangan umum yang memohon pimpinan pusat supaya "menertibkan" pemikiran liberalisme Islam dalam Muhammadiyah.
Terpentalnya sayap pemikir muslim liberal seperti Munir Mulkhan dan Amin Abdullah dari formatur 13 juga dapat dibaca sebagai kemenangan anti-liberalisme dalam muktamar. Secara akademis, kita dapat bertanya: mengapa Muhammadiyah, pada awalnya lahir sebagai gerakan modernis-reformis, justru melahirkan dua sayap: liberal dan anti-liberal? Bagaimana nasib kedua sayap ini setelah Din Syamsuddin terpilih sebagai ketua umum.
Pertama, lahirnya sayap liberal dan anti-liberal dalam Muhammadiyah dapat dilihat sebagai unintended consequence di balik pendekatan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…