Riri Riza: Gie Adalah Sebuah Inspirasi

Edisi: 20/34 / Tanggal : 2005-07-17 / Halaman : 66 / Rubrik : LAY / Penulis : CHUDORI, LEILA S. ; FAJAR, EVIETA


SUTRADARA Riri Riza, 35 tahun, dan produser Mira Lesmana, 41 tahun, memang duo yang tak terpatahkan. Sejak menghasilkan Petualangan Sherina beberapa tahun silam, duet ini tidak cuma kompak, tetapi juga utuh. Di dunia sinema yang tidak hanya perlu visi kreatif dan kemampuan membaca pasar (dua hal yang "mengawinkan" kedua sineas ini), ada satu bumbu penting yang dibutuhkan agar sebuah perusahaan bisa utuh: menekan ego. Keduanya bersedia bersama-sama rembukan untuk film produksi Miles karena, bagi duet ini, ini karya bersama. Tampaknya, inilah resep keutuhan "perkawinan" mereka.

Berkumpul dengan gerombolan seniman film generasi ini akan membuat kita sadar bahwa mereka memiliki apa yang tidak sepenuhnya dimiliki oleh sebagian sineas senior pendahulunya: kemampuan sinematik keluaran "sekolahan". Sebagai alumni Fakultas Sinematografi Institut Kesenian Jakarta yang kemudian tumbuh dengan tradisi kontemporer MTV, iklan, dan televisi swasta, Riri dan Mira menjadi sebuah generasi peralihan yang kemudian tak asing dengan "bahasa" budaya kontemporer, seperti "garing" (maksudnya "membosankan") atau kata "curhat" (maksudnya "mencurahkan hati"), kosakata yang sudah pasti belum ada pada zaman Gie. Itulah sebabnya, meski Mira dan Riri dengan serius melakukan riset selama empat tahun untuk film ini, terbang ke Australia dan Eropa untuk berbagai sumber dan dokumentasi, mereka juga generasi yang memperlakukan hidup dengan "santai". "Kami membuat film ini dengan relaks," kata Mira ketika ditanya bagaimana membangun suasana tahun 1960-an itu. Mereka juga dengan relaks meletakkan wajah Nicholas Saputra, yang lebih kelihatan seperti penyanyi rock yang seksi, di sampul depan buku Catatan Harian Seorang Demonstran, karena inilah interpretasi mereka terhadap sebuah masa. Bagi Riri Riza, "Gie adalah sebuah inspirasi." Protes sebagian orang (bahwa "kok yang memerankan Gie ganteng banget" atau "kok yang memerankan bukan orang Cina") itu ditanggapi dengan santai dan cengar-cengir. Khas anak-anak masa kini.

Berikut adalah petikan wawancara Leila S. Chudori dan Evieta Fajar dari Tempo dengan Riri Riza dan Mira Lesmana.

Mengapa tertarik mengangkat sosok Gie ke layar lebar? Bukankah pemikir seperti dia sulit divisualkan?

Riri Riza (RR): Sewaktu kami mewawancarai Goenawan Mohamad, yang mengenal Gie dengan baik, dia berpendapat bahwa Gie tidak memiliki cinematic quality. Tetapi, untuk saya dan Mira, setelah kami membaca catatan harian dia dan mendengar pengalaman pribadi dia, ternyata dia sangat fluid. Artinya, dia mengalir di berbagai lingkungan dan situasi. Catatan hariannya, pergolakan pemikirannya itu juga berhasil membawa kita ke pemikiran orang lain, misalnya Tagore atau Gandhi. Menurut kami, dia sangat dinamis.

Mira Lesmana (ML): Memang ada beberapa orang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Saat Perempuan Tak Berdaya
2007-12-16

Tidak ada senyum, apalagi keceriaan. tidak ada pula musik yang terdengar di film ini. dari…

P
Perjamuan Da Vinci
2006-05-28

Bermula dari novel, lalu bermetamorfosis ke dalam film. di kedua bentuk itu, the da vinci…

Y
YANG KONTROVERSIAL
2006-05-28

Dan brown mengemukakan teori bahwa yesus mempercayai maria magdalena sebagai pemangku ajaran kristiani yang utama,…