Musibah Maut Di Gunung Setan
Edisi: 05/22 / Tanggal : 1992-04-04 / Halaman : 82 / Rubrik : OR / Penulis : WY
ACONCAGUA suka dijuluki puncak Gunung Setan. Alamnya sering tak bersahabat,
badai salju dapat muncul berharihari. Suhu bisa jatuh sampai dengan minus 40
derajat Celcius. Tapi, nama itu sesungguhnya diambil dari bahasa lokal
"KonKawa", yang artinya gunung bersalju. Ia pertama kali ditaklukkan oleh
Tim Ekspedisi di bawah pimpinan Edward A. Fitzgerald pada tahun 1897.
Pekan lalu, puncak setinggi 6.959 meter itu mengambil nyawa seorang pendaki
gunung Mapala UI, Didiek Samsu, 30 tahun. Rekannya, yang lebih senior dan
dianggap pendaki nomor wahid di Indonesia saat ini, Norman Edwin, 37 tahun,
masih dicari.
Norman dan Didiek memang bagian dari Tim Ekspedisi Puncak Tujuh Benua (EPTB)
UI, yang sedang mencoba menaklukkan Aconcagua. Puncak di perbatasan
CiliArgentina itu memang menantang. Norman pimpinan tim dan Didiek wakilnya.
Anggotanya Rudy Nurcahyo, 24 tahun, Mohammad Fayez, 23 tahun, dan Dian
Hapsari, 24 tahun -- cewek satusatunya dalam tim itu.
Dari target tujuh puncak benua itu, bendera UI sudah dikibarkan di empat
puncak: Carstensz Pyramid (4.884 meter) di Irian Jaya, McKinley (6.194 meter)
di Alaska, AS, Kilimanjaro (5.894 meter) di Tanzania, Afrika, dan Elbrus
(5.633 meter) di bekas negara Uni Soviet. Jadi, yang belum adalah Aconcagua,
Puncak Vinson Massif (4.877 meter) di Kutub Selatan, dan Puncak Everest (8.848
meter) di Himalaya.
Untuk mendaki Aconcagua disiapkan dana Rp 40 juta -- Rp 25 juta di antaranya
"meminjam" dari Rektorat UI. Rombongan ini tiba di Santiago, Cili, 7
Februari lalu. Pada 12 Maret mereka berangkat ke Puente del Inca, desa kecil
di kaki Aconcagua, dan menginap di sana semalam. Esoknya, mereka melanjutkan
ke Punta de Vacas (tinggi 2.200 meter).
Di Punta de Vacas, mereka menyewa dua ekor keledai untuk mengangkut
perbekalan. Lalu, tim itu menuju ke Plaza Argentina, dataran karang bersalju
di ketinggian 4.200 meter, dan akan membuat base camp (BC) di sana. Rute
diambil melintasi batang Sungai Rio de Vacas, yang berkelok-kelok. Sewaktu
melintas sungai itu, Dian terjatuh dan terseret arus. Sarjana Sastra Jerman UI
yang baru saja lulus itu tertambat batu karang setelah terseret sekitar 100
meter.
Tiga hari perjalanan, tim sampai di Plaza Argentina dan bertemu dengan dua
ekor keledai pembawa beban. Lalu, mereka istirahat semalam. Esoknya, Minggu,
16 Februari, jalur pendakian Plaza Argentina Puncak…
Keywords: Norman Edwin, Carstensz, Aconcagua, Mapala, Pendaki Gunung, Puncak Gunung, Didiek Samsu, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…