Musim Pungutan Datang Lagi
Edisi: 23/34 / Tanggal : 2005-08-07 / Halaman : 46 / Rubrik : PDK / Penulis : Hakim, Jalil
MUSTOFA hanyalah seorang sopir bus kota. Dengan gaji Rp 750 ribu sebulan dari Dinas Perhubungan Surabaya, Jawa Timur, lelaki 50 tahun itu sungguh berat membiayai sekolah empat anaknya. Apalagi, istrinya hanya berjualan kue. Setiap bulan, ia harus mengeluarkan duit paling tidak Rp 1 juta untuk biaya sekolah anak-anaknya.
Karena melihat Mustofa sering pontang-panting mencari duit, Yusman Adi Pradana, anaknya yang belajar di SMA Negeri 16 Surabaya, amat sensitif terhadap berbagai bentuk pungutan dari sekolahnya. Begitu pun saat sekolahnya menaikkan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dari Rp 65 ribu menjadi Rp 85 ribu untuk siswa kelas tiga seperti dirinya, ia langsung memprotes. Apalagi, SPP adik kelasnya naik yang cukup besar menjadi Rp 145 ribu per bulan.
Senin pekan lalu, Yusman dan kawan-kawan unjuk rasa di sekolahnya. Bersama Majelis Perwakilan Kelas (MPK), dia meminta kenaikan SPP ditunda dan berbagai pungutan lain dicabut.
Pihak sekolah sendiri bukan tanpa alasan menaikkan SPP. Menurut Kepala SMA Negeri 16 Surabaya, Made Kartika, selama ini sekolahnya hanya mendapat bantuan Rp 1,5 miliar setahun dari pemerintah. âItu hanya menutupi 25 persen kebutuhan sekolah,â katanya. Kekurangannya, mau tak mau, mesti ditanggung siswa.
Ambil contoh biaya kertas ujian. Sekali ujian, SMA Negeri 16 Surabaya memerlukan paling tidak 200 rim kertas. Dalam setahun ada delapan kali ujian. âBantuan pemerintah cuma 20 rim. Dari mana sekolah menutupi kekurangan itu kalau bukan dari siswa?â kata Kartika.
Sekolah lain di kota itu mengalami kesulitan yang sama.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Wajib Pajak atau Beasiswa?
1994-05-14Mulai tahun ajaran ini, semua perguruan tinggi swasta wajib menyisihkan keuntungannya untuk beasiswa. agar uang…
Serba-Plus untuk Anak Super
1994-04-16Tahun ini, sma plus akan dibuka di beberapa provinsi. semua mengacu pada model sma taruna…
Tak Mesti Prestasi Tinggi
1994-04-16Anak cerdas tk menjamin hidupnya kelak sukses. banyak yang mengkritik, mereka tak diberikan perlakuan khusus.…