Menunggu Tarif Turun Dari Langit
Edisi: 17/35 / Tanggal : 2006-06-25 / Halaman : 50 / Rubrik : TEI / Penulis : Sinaga, Deddy ; Ritonga, Efri ; Sholihin, Burhan
"SEJUTA rupiah?" Lelaki itu menatap secarik kertas dengan rasa setengah tak percaya. Selembar kertas itu adalah tagihan telepon bulan Mei. Angka itu seperti hantaman godam yang menimpa dadanya. Boy Benyamin Wowor tercengang. "Sebagian besar pemakaiannya untuk telkomnet@instan," katanya geleng-geleng. Belum pernah ia terpukul oleh tagihan seperti itu.
Boy, lelaki 31 tahun itu, memang pelahap Internet. Pekerjaannya sebagai programmer membuatnya harus selalu terhubung ke jagat maya. Kantornya adalah sepetak kamar 3x3 meter di rumahnya di Bekasi, Jawa Barat. Di antara sumpeknya tumpukan buku dan keping CD yang berserakan, dia meletakkan seperangkat komputer termodern. Di kamar inilah, ditemani secangkir kopi dan kaus buntung kesukaannya, alumni Jurusan Sastra Indonesia Universitas Indonesia itu saban hari terhubung ke ranah maya sambil memelototi bahasa-bahasa program komputer.
Tapi, ia tak mengira tagihan Internetnya bakal bengkak hingga sejuta rupiah. "Teman saya di Cina enak. Hanya dengan membayar Rp 100 ribu per bulan bisa memakai Internet 24 jam nonstop," lelaki yang saban hari rata-rata terhubung ke dunia maya lima jam atau seharga Rp 50 ribu itu mengeluh.
Boy kurang beruntung karena…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Robot Hijau dari Google
2008-02-24Prototipe peranti lunak buatan google diperkenalkan pekan lalu. sejumlah pesaing siap menghadang.
Terkesima Kesan Pertama
2007-03-11Microsoft meluncurkan versi perorangan windows vista. mengandalkan kekuatan antarmuka.