Hari Film Nasional Dan Sensor Politik
Edisi: 07/35 / Tanggal : 2006-04-16 / Halaman : 60 / Rubrik : LAY / Penulis : BIRAN, MISBACH YUSA H.
KETIKA mampir ke Taman Ismail Marzuki pada 11 Maret 2001, di situ sedang diselenggarakan acara Memperingati Hari Film Nasional. Acara pokok hari itu diskusi mengenai standardisasi profesi pekerja film.
Lho, kok peringatan Hari Film pada 11 Maret? Lagi pula mengapa yang dibahas soal standardisasi? Saya sengaja melintas di antara peserta diskusi yang sedang jeda minum kopi, barangkali ada peserta yang bisa saya tanyai, lalu saya luruskan. Tapi tak ada yang saya kenal, juga tak ada yang mengenal saya. Mereka orang-orang baru film.
Hari Film sebenarnya mengacu pada hari ketika Usmar Ismail membuat film pertama, Darah dan Doa, pada 30 Maret 1950. Kepada pers, pendiri Perusahaan Film Nasional Indonesia (Perfini) ini kala itu menjelaskan bahwa ia ingin membuat film yang berbeda dari apa yang digarap orang pada masa penjajahan Belanda maupun Jepang, yang tidak jelas kepribadiannya. Usmar ingin memproduksi film yang ceritanya mencerminkan kepribadian bangsa, national personality, dan terlahir sebagai karya seni yang "bebas". "Bebas", menurut Usmar, adalah tidak menjadi alat propaganda.
Inilah untuk pertama kali orang mengaitkan soal kebangsaan ke dalam kerja pembuatan film di negeri ini. Bisa dikatakan, baru sejak titik itulah sejarah film Indonesia dimulai. Adapun periode sebelumnya dicatat sebagai sejarah pembuatan film di Indonesia.
Film Darah dan Doa sangat menarik perhatian para kritikus. Tapi film dengan biaya produksi mencapai Rp 325.000 itu setelah satu setengah tahun hanya bisa menghasilkan Rp 329.715. Artinya, film itu hanya untung sebesar Rp 4.715. Pertanyaannya, apa produksi film Indonesia masih akan dilanjutkan? Usmar dan kawan-kawannya memutuskan: terus! Kumpul di sana seniman-seniman idealistis S. Sumanto, D. Djayakusuma, Basuki Resobowo, Gaus Siagian.
Pada waktu itu juga muncul dua kelompok pembuat film, yakni Persari, pimpinan Djamaludin…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Saat Perempuan Tak Berdaya
2007-12-16Tidak ada senyum, apalagi keceriaan. tidak ada pula musik yang terdengar di film ini. dari…
Perjamuan Da Vinci
2006-05-28Bermula dari novel, lalu bermetamorfosis ke dalam film. di kedua bentuk itu, the da vinci…
YANG KONTROVERSIAL
2006-05-28Dan brown mengemukakan teori bahwa yesus mempercayai maria magdalena sebagai pemangku ajaran kristiani yang utama,…