Paul Wolfowitz: Jika Bermasalah, Bantuan Bisa Dihentikan
Edisi: 08/35 / Tanggal : 2006-04-23 / Halaman : 42 / Rubrik : WAW / Penulis :
SEJAK meninggalkan posnya sebagai Duta Besar Amerika Serikat di Indonesia (1989), Paul Wolfowitz, 63 tahun, tak lantas "lupa" pada negeri ini. Dalam tahun-tahun terakhir, pria ramah ini sudah beberapa kali mengunjungi Indonesia dalam kapasitas dan jabatan yang berbeda-beda. Ia pernah datang ke Jakarta mewakili IRI (International Republican Institute) pada 1999. Dan tahun lalu ia kembali "menjenguk" Indonesia dalam kedudukannya sebagai Wakil Menteri Pertahanan.
Tahun ini Wolfowitz kembali datang. Kali ini dia menyandang jabatan dengan cakupan tugas lebih mondial, sebagai Presiden Bank Dunia. Serangkaian pertemuan ia lakukan dengan tokoh-tokoh penting negeri ini, dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, DPR, hingga pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Misinya, antara lain, memberikan dorongan yang kuat pada upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Tak mengherankan, dalam setiap pertemuan dengan para pejabat itu isu korupsi senantiasa ia bicarakan.
Doktor politik dari Universitas Chicago tersebut memang berkepentingan terhadap tumpasnya para penggerogot dana tak sah itu. Maklum, Bank Dunia menggelontorkan dana cukup besar untuk membiayai berbagai proyek di Indonesia (dan negara berkembang lain). Secara khusus, bahkan ia meminta KPK ikut mengawasi berbagai proyek Bank Dunia itu-salah satunya proyek rekonstruksi Aceh.
Pencalonan Paul Wolfowitz menjadi Presiden Bank Dunia sempat memicu kontroversi. Ketika namanya disodorkan Presiden George W. Bush untuk menggantikan James Wolfensohn, yang jabatannya berakhir pada Juni 2005, media massa AS memberitakan kemungkinan munculnya reaksi keras terutama dari negara-negara Eropa (kecuali Inggris)-pemegang 30 persen saham di Bank Dunia. Alasannya, dia dikenal sebagai salah satu arsitek perang Irak.
Para pengkritik Wolfowitz menilai ia kurang pas berada di lembaga yang menjadi sandaran utama negara berkembang untuk mendapatkan bantuan itu. Citra sebagai hawkish yang melekat padanya telah menerbitkan kecemasan. Negara-negara berkembang yang dipimpin rezim yang tak disukai Bush dikhawatirkan sulit menikmati bantuan.
Tetapi reaksi keras yang diramalkan media itu ternyata tidak terjadi. Bekas duta besar ini rupanya masih piawai berdiplomasi. "Saya tidak akan memaksakan agenda AS di Bank Dunia. Saya siap mendengarkan (siapa pun)," kata Wolfowitz dalam berbagai wawancara dengan media. Ia berjanji akan mengedepankan misi Bank Dunia dalam memerangi kemiskinan. Janji itu ditepati dalam waktu singkat ketika Bank Dunia memfasilitasi penghapusan utang luar negeri sejumlah negara miskin di Afrika. Setelah itu, ia langsung menabuh genderang perang melawan korupsi, "Karena korupsi sangat merugikan upaya pengentasan dari kemiskinan," katanya.
Kamis pekan lalu, di sela kesibukannya, Wolfowitz menerima Bambang Harymurti, Kurie Suditomo, Retno Sulistyowati, Tulus Wijanarko, Iwan Kurniawan, dan Philipus Parera dari Tempo untuk sebuah wawancara khusus. Bapak dua anak ini terlihat tetap segar di tengah kepadatan agendanya. Di sela wawancara, ia sempat melakukan interview dengan CNN via telepon.
Anda terlihat gencar melakukan kampanye melawan korupsi. Ini jelas bukan isu baru. Sebab, pendahulu Anda, James Wolfensohn, sudah melakukannya. Apa yang membedakan gerakan Anda saat ini?
Saya tidak akan bicara perbedaan, tetapi kelanjutan dari yang telah dilakukan. Bank Dunia telah 15 tahun menggunakan istilah itu sebelum orang lain mulai. Orang mesti menyadari inisiatif ini tak terhindarkan. Saya sudah lama mengenali masalahnya. Saya…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…