Kematian Sebelum Eksekusi

Edisi: 23/35 / Tanggal : 2006-08-06 / Halaman : 106 / Rubrik : LN / Penulis : Fadjri, Raihul , ,


Saddam Hussein mogok makan dan pengacaranya memboikot sidang menjelang hakim mengetuk palu. Padahal vonis tak sah tanpa kehadiran Saddam.

BERDIRI tegak, di hadapan regu tembak. Seandainya waktu itu tiba, Saddam Hussein memilih jalan kematian "terhormat". Tidak digantung, "seperti kriminal kelas teri," katanya, Rabu pekan lalu.

Saddam membayangkan kematiannya. Ya, itulah Saddam setelah menjalani 18 hari mogok makan. Dengan Quran di tangannya, ia menghadapi hakim Raouf Abdul Rahman di pengadilan. Tubuhnya lebih kurus. Suaranya masih tegas, tapi tak sekeras sebelumnya. "Saya diseret secara paksa dari rumah sakit," kata bekas penguasa Irak itu. "Orang-orang Amerika memaksa, dan ini bukan kehendakku. Tidak fair."

Saddam Hussein, 69 tahun, dan enam bekas petinggi Irak lainnya didakwa melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dengan membunuh 148 muslim Syiah, dewasa dan remaja, pada 1982 di Desa Dujail. Mereka semua terancam hukuman mati. Hukuman itu--menurut Barzan Ibrahim al-Tikriti, saudara tiri Saddam sekaligus kepala intelijen rezim Saddam, satu di antara enam pejabat itu--sudah diputuskan sebelum hakim menjatuhkan vonis.

Hari itu, rencananya pengadilan terhadap Saddam Hussein berlangsung dan mereka akan mendengarkan pembelaan Saddam dan tim pengacaranya. Tapi sehari sebelumnya, Ahad 23 Juli, Saddam dilarikan ke rumah sakit setelah pingsan karena mogok makan selama 16 hari sejak 7 Juli lalu.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14

Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…

C
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14

Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…

M
Mandela dan Timnya
1994-05-14

Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…