Baru Akan Bertanya Ke Singapura

Edisi: 22/35 / Tanggal : 2006-07-30 / Halaman : 114 / Rubrik : EB / Penulis : Aryanto, Y. Tomi , Ariyani, R.R. , Dalle, Rumbadi

Setelah ke Batam, rencana kawasan ekonomi khusus akan diarahkan ke timur. Baru terlihat lima tahun lagi.

KALAU semut mencari ke mana pun gula bisa ditemukan, investor memburu ke mana pun laba bisa ditangguk. Batas negara hampir tak jadi soal. Basis produksi dan bisnis bisa dibangun di mana saja, selama terdapat kepastian hukum, kebijakan yang konsisten, dan jaminan keamanan.

Selebihnya adalah gula-gula penambah selera, seperti insentif pajak dan kepabeanan, serta aneka kemudahan prosedur dalam berurusan dengan birokrasi perizinan. Itulah yang selama ini didemonstrasikan Singapura di negerinya sendiri--basis puluhan ribu perusahaan multinasional. Juga di zona-zona ekonomi yang turut mereka bangun di Cina, Vietnam, dan India.

Kepiawaian Singapura menjaring investasi inilah yang kini diharapkan bisa menular ke Indonesia. Melalui kerangka kerja sama yang ditandatangani pimpinan kedua negara pada 25 Juni lalu, proyek bersama ini akan diawali di Batam, Bintan, dan Karimun di Provinsi Kepulauan Riau.

Keterbatasan lahan memang menuntut "negeri semut" seperti Singapura mencari kawasan baru untuk menampung pesatnya laju perputaran modal. Dan bersama Indonesia, proyek ini bukanlah yang pertama bagi mereka. Kerja sama sebelumnya dirintis pada 1990, semasa Badan Otorita Batam diketuai B.J. Habibie, 1978-1998--juga berlokasi di tiga pulau itu.

Di Karimun, kerja sama terwujud melalui PT Karimun Indojaya Corporation, milik bersama Grup Salim (60 persen) dan dua perusahaan pemerintah Singapura, Sembawang…

Keywords: -

---

Foto Terkait