Naskah Kuno Di Kedai Kopi
Edisi: 21/35 / Tanggal : 2006-07-23 / Halaman : 64 / Rubrik : INVT / Penulis : Junaedy, Cahyo
JALAN aspal yang telah gripis itu membelah kebun sagu. Hujan yang jatuh semalaman membuat kolam-kolam kecil di tengah lintasan. Pengendara ojek motor hafal betul rute "maut" ini: mereka lincah bergerak menghindari lubang. Setengah jam menumpang ojek, Daik, ibu kota Kabupaten Lingga, segera tampak.
Tak sulit mengunjungi tempat itu. Jaraknya dari Tanjungpinang, ibu kota Kabupaten Bintan, Riau, "hanya" tiga jam perjalanan--menumpang kapal feri jurusan Tanjungpinang-Dabo Singkep. Dari Dabo, perlu setengah jam lagi dengan kapal ke utara menuju Pelabuhan Tanjung Buton. Dari situ, baru naik ojek ke Daik.
Kabupaten Lingga, berdiri Mei 2004, terdiri dari tiga gugusan pulau: Senayang di utara, Lingga di tengah, dan Singkep di selatan. Tapi, melihat sejarahnya, Daik bukanlah kota anyar. Di sini, 100 tahun lebih Kerajaan Riau-Lingga berpusat. Di tempat ini tersimpan bangunan bersejarah, benda pusaka, dan naskah Melayu lama--sesuatu yang diburu makelar barang kuno.
Salah satunya Khairullah, 45 tahun, warga Pulau Penyengat yang telah berpuluh kali bolak-balik Tanjungpinang-Daik. Menurut Syahrul--begitu ia biasa disapa--hampir seluruh rumah di Daik menyimpan benda pusaka khazanah Melayu, terutama naskah-naskah lama--buku, kumpulan syair, jurnal, hingga surat-surat kedinasan tempo dulu.
Pada 1787, Daik dipilih oleh Sultan Melayu menjadi ibu kota Kerajaan Melayu Riau-Lingga. Sedangkan Pulau Penyengat ditetapkan sebagai ibu kota pemerintahan. Karenanya, Penyengat juga menjadi sumber naskah lama, meski jumlahnya tak sebanyak di Daik. Tempat lain yang juga menyimpan ribuan naskah lama--terutama Al-Quran tulisan tangan--adalah Pulau Bintan.
Di kawasan kepulauan inilah Syahrul berkelana: mendatangi rumah-rumah pemilik, membujuk dengan pelbagai kata-kata manis, lalu memboyong harta karun itu pergi. "Kadang naskah Melayu itu tidak berarti buat pemiliknya," katanya.
***
SEMUANYA berawal dari buku kecil seukuran kartu nama: kusam, sampulnya hitam pupus, dan kertas di dalamnya beberapa telah rontok. Tapi dari buku kucel itulah aktivitas Syahrul berasal. Setiap hari,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Muslihat Cukong di Ladang Cepu
2008-01-13Megaproyek pengeboran di blok cepu menjanjikan fulus berlimpah. semua berlomba mengais rezeki dari lapangan minyak…
Terjerat Suap Massal Monsanto
2008-02-03Peluang soleh solahuddin lolos dari kursi terdakwa kejaksaan agung kian tertutup. setumpuk bukti aliran suap…
Hijrah Bumi Angling Dharma
2008-01-13Blok cepu membuat bojonegoro tak lagi sepi. dari bisnis remang-remang hingga hotel bintang lima.