Berburu Sekolah Di Jalur Kabel

Edisi: 20/35 / Tanggal : 2006-07-16 / Halaman : 126 / Rubrik : TEI / Penulis : Pradityo, Sapto , Damayanti, Ninin , Rosyid, Imron

Sambil menyeruput kopi atau mencecap brownies, wali murid bisa mengintip hasil penerimaan siswa SMP dan SMA. Meski sistem ini mudah, cepat, dan dijanjikan bebas KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme), masih sedikit sekolah yang menerapkannya.

KEPADA sebuah telepon seluler, perempuan itu selalu melontarkan tanya. Apakah anakku akan diterima di sekolah negeri favorit? Atau, haruskah ia tergusur ke sekolah swasta? Bolak-balik Nunung, wanita itu, menatap layar ponselnya. Hatinya gundah. Jidatnya berkerut-kerut menghadapi minggu yang penuh gelisah. Tapi, pesan pendek terpenting dalam hidupnya yang ia tunggu-tunggu--apakah anaknya diterima atau tidak di SMA Negeri 7 Solo--tak juga datang.

Nunung adalah satu dari ribuan orang tua yang sedang "berburu" sekolah lewat ponsel, di Solo. Nunung tak mau tiap hari berjejalan di bawah papan pengumuman sekolah hanya untuk melihat peringkat siswa yang diterima.

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Madya Solo memang menjanjikan urutan calon siswa SMA terbaru dapat langsung dilihat melalui Internet atau lewat pesan pendek. Daftar itu, kata mereka, nongol hanya beberapa saat setelah formulir pendaftaran diserahkan.

Rupanya, janji manis itu tak terpenuhi. "Saya sudah telanjur beli kartu perdana baru, tapi ternyata tidak kunjung dapat balasan pesan pendek. Nunggunya lama sekali," ujar Nunung, kesal.

Ini adalah pertama kalinya sekolah-sekolah di Solo--SMP, SMA, dan sekolah menengah kejuruan--menggunakan sistem "Penerimaan Siswa Baru (PSB) Online". Disebut online bukan semata-mata karena hasilnya dapat dilihat di Internet (http://psbsolo.sekolah-kita.net) atau lewat pesan pendek, tapi terutama…

Keywords: -

---

Foto Terkait