Banyak Senjata Untuk Apa?

Edisi: 19/35 / Tanggal : 2006-07-09 / Halaman : 26 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Manggut, Wenseslaus , Sianipar, Tito , Badriah


Temuan senjata dan amunisi di rumah mendiang Brigadir Jenderal Koesmayadi menimbulkan kecurigaan. Jumlahnya cukup untuk dua kompi tentara.

SERATUSAN tentara tumpah di sebuah rumah di Puri Marina, Jakarta Utara, Senin malam pekan lalu. Menumpang mobil, truk, dan bus, mereka langsung beraksi. Ada yang bersiaga di halaman, ada pula yang keluar-masuk rumah. Mereka sibuk mengangkut sejumlah barang ke dalam truk, lalu melesat pergi. Pasukan ini pulang pukul empat, Selasa dini hari.

Awalnya, warga sekitar merasa tak ada yang janggal, sebab rumah itu milik seorang petinggi militer, Brigadir Jenderal Koesmayadi, Wakil Asisten Logistik Angkatan Darat. Sang jenderal sendiri wafat Minggu pekan lalu, dimakamkan esok harinya, cuma beberapa saat sebelum pasukan tentara itu datang ke rumahnya.

Namun, Jumat pekan lalu, tetangga Koesmayadi terkejut bukan kepalang. "Kami dengar dari radio, ada penemuan ratusan senjata di rumah itu. Kami tentu saja kaget," kata seorang warga. Khalayak ramai juga terkejut dengan temuan itu. "Ini peristiwa yang sungguh-sungguh menggegerkan," kata Muhaimin Iskandar, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat.

Jumlah senjata yang dikumpulkan dari rumah sang jenderal memang membelalakkan mata: 96 bedil laras panjang beralur, tujuh pucuk laras panjang tidak beralur, dan 42 pucuk senjata laras pendek. Total 145 pucuk dengan aneka jenis: SS-1, MP-5, M-16, dan AK. Semuanya kerap digunakan tentara untuk pertempuran. Di rumah itu juga ditemukan amunisi 28.985 butir, sembilan buah granat, dan 28 buah teropong.

Lalu, merebaklah rumor yang membuat bulu kuduk merinding. Senjata-senjata itu rencananya, begitu rumor yang beredar, dipakai untuk makar terhadap pemerintah. Kabar seram itu santer beredar Kamis pekan lalu bersamaan dengan rencana Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Djoko Santoso,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…