Dari Balet Pakistan Sampai Ikon Pantat
Edisi: 19/35 / Tanggal : 2006-07-09 / Halaman : 80 / Rubrik : KL / Penulis : Asa, Syu'bah , ,
GADIS-gadis penari itu berbalik serempak menghadap penonton. Dalam satu entakan musik beruntun, mereka melemparkan kaki ke arah kepala dan, di depan hidung hadirin, rok mereka tersingkap ke pangkal paha.
Balet dari Bulbul Academy of Fine Arts, Dhaka, itu bermain di Teater Arena Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada Maret 1971, hanya beberapa saat sebelum Tempo terbit pertama kali (dan saya tulis laporannya di nomor perdana). Ini sebuah tarian yang beberapa hari kemudian ternyata mengimplikasikan kesedihan massal. Ia memuncratkan keinginan sangat kuat dari penduduk Pakistan Timur untuk berpisah dari Pakistan Barat--yang meski begitu baru tersadari setelah rombongan pulang ke Dhaka dan pecah perang.
Tapi yang menarik saya waktu itu tentu bukan terpisahnya Pakistan, yang belum terjadi. Melainkan ciri ini: balet itu dibawakan dengan penuh peragaan ornamen Islam. Tangan-tangan mengatupkan kedua telapak, mengganti sembah ala Hindu dengan menjatuhkan semua jari, sementara kedua jari tengah didempetkan menuding ke atas. Tangan-tangan menadah bagai berdoa, sementara tubuh melunglai dan pinggul bergoyang. Tangan-tangan saling merangkai tiap dua orang, membentuk ornamen-ornamen beton di teras istana para sultan.
Dan, sementara Monipuri dan Kathak di sini menghidupkan kembali gambar-gambar kecil dari kitab-kitab dan interiur istana di Rajpur, salah satu pusat Mughal Islam, tiba-tiba, dalam lampias nafsu sengsara, tokoh gadis kerinduan merebut fokus dengan mulai…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…