The Lady Dan Dana Dari Langit
Edisi: 43/33 / Tanggal : 2004-12-26 / Halaman : 26 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Patria, Nezar , Aryanto, Y. Tomi , Darmawan, Indra
Siti Hardijanti Rukmana dituding menerima suap 16,5 juta pound dari pabrik tank Scorpion Inggris. Peran Cendana dalam pembelian senjata terkuak lebar.
PADA mulanya adalah kejengkelan Chan U Seek. Warga Singapura itu merasa diperdaya oleh Alvis Vehicle Limited, perusahaan pembuat tank Scorpion berbasis di Coventry, Inggris. Tuan Chan adalah Direktur Avimo Singapore. Nama pedagang senjata itu mendadak melejit di media massa Indonesia, pekan lalu. Gugatan hukumnya kepada Alvis itu justru beranak kisruh di Indonesia.
Di pengadilan Inggris, dia mengaku punya andil atas terjualnya 100 unit tank Scorpion ke Indonesia pada 1994 sampai 1996. Total kontrak penjualan itu sebesar 160 juta poundsterling (sekitar Rp 2,8 triliun). Sebagai bekas konsultan Alvis, Chan menuntut jatah komisi sebesar 6 juta pound. Tapi, sampai delapan tahun kemudian, duit itu tak kunjung singgah ke kantongnya. Lalu, dia pun menggugat Alvis ke meja hijau. Sengketa ini sebetulnya sudah mulai reda. Awal bulan ini, keduanya dilaporkan sepakat berdamai.
Tapi koran Inggris The Guardian ternyata mengulik lagi soal itu. Dalam laporan mereka dua pekan lalu, tercium banyak hal tak patut di balik penjualan senjata itu. Apalagi, dalam kontrak ada perjanjian, senjata itu tak boleh dipakai menumpas pemberontakan dalam negeri. Sebelumnya, protes keras juga muncul dari Campaign Against Arm Trade (CAAT) yang berpusat di London. Mereka mencatat, pada masa rezim Orde Baru, Indonesia memakai Scorpion di Timor Timur. Terakhir, setahun lalu, Scorpion turut menyengat para pemberontak di Aceh.
Atas nama hak kebebasan informasi, The Guardian meminta pengadilan membuka ke publik berkas keterangan saksi dalam perkara Chan versus Alvis. Dan terkuaklah fakta heboh: Alvis memberikan komisi yang secara halus disebut 'pajak' atau 'insentif' sebesar 16,5 juta poundsterling (Rp 291 miliar) kepada Siti Hardijanti 'Tutut' Rukmana. Duit itu, katanya, termasuk pula jasa untuk Chan. Mbak Tutut, putri sulung bekas presiden Soeharto itu, diberi kode The Lady.
Dalam sekejap, berita itu pun turut membisingkan Tanah Air. Departemen Pertahanan angkat bicara. Direktur Jenderal Sarana Pertahanan Aqlani Maza membongkar kembali berkas kontrak sekitar sepuluh tahun lalu itu. Dokumen kontrak itu ternyata setebal lima jari dan terbagi dua. Bersampul hijau, keduanya memuat kontrak dalam dua periode.
Kontrak pertama diteken pada 13 Januari 1995 oleh Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Wismoyo Arismunandar. Direktur Komersial Alvis Vehicles Limited, Geoffrey Charles Abel, bertindak selaku penjual. Nilai kontak sekitar 79 juta pound atau US$ 2,2 juta per unit. Total pembelian 50 unit, terdiri dari tank…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…