Petualangan Gunawan Babak Ketiga

Edisi: 11/35 / Tanggal : 2006-05-14 / Halaman : 106 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Meuko, Nurlis E. , Ridho, Poernomo G. , Gunawan, Hery


DARI tepi Jalan Raya Bekasi Timur, Jakarta, bangunan berwarna abu-abu itu tampak dikepung tembok setinggi delapan meter. Di atas tembok, kawat berduri berwarna keperakan bergulung-gulung sambung-menyambung membentuk lingkaran berdiameter sekitar dua meter. Lima menara pengawas setinggi 10 meter menjulang di setiap sudut penjara seluas sekitar tiga hektare.

Masih ada tiga lapis lagi pagar di penjara itu. Berjarak tiga meter dari tembok luar, ada pagar berupa kawat berduri setinggi delapan meter. Setelah itu, tembok beton berdiri kukuh dengan tinggi yang juga sekitar delapan meter. Terakhir, ada jeruji besi yang menutup rapat bangunan di dalamnya.

Itulah Lembaga Pemasyarakatan Narkotik, tempat para terpidana kasus narkotik dan obat-obatan berbahaya (narkoba) mendekam. Dibangun sejak Oktober 2003, penjara khusus ini hanya sepelemparan batu dari penjara Cipinang. Lembaga pemasyarakatan yang berkapasitas sekitar seribu penghuni ini merupakan proyek percontohan penjara dengan penjagaan superketat.

Tak hanya sebagai hunian terpidana dan tahanan kasus narkoba, penjara itu juga sering dipinjam buat menyekap narapidana berbahaya. Salah satunya adalah Gunawan Santosa, 42 tahun, yang divonis hukuman mati oleh Pengadilan Jakarta Utara, dua tahun lalu. Dia didakwa mendalangi pembunuhan Boedyharto Angsono, bos PT Aneka Sakti Bakti (Asaba), bekas mertuanya sendiri.

Gunawan dijebloskan ke penjara khusus sejak akhir 2005 lalu. Sebelumnya, ia mendekam di penjara Cipinang dan pernah pula menghuni Rumah Tahanan Salemba. Tapi dia pernah berusaha kabur pada April tahun lalu. Sejak itulah pengawasan terhadap Gunawan diperketat dan akhirnya ia dipindahkan ke penjara narkoba. "Karena ini sel dengan pengamanan maksimum," kata Sukartono, Direktur Registrasi dan Statistik Departemen Hukum dan Hak Asasi…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…