Dendam Tak Pernah Padam
Edisi: 11/35 / Tanggal : 2006-05-14 / Halaman : 109 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Parera, Philipus , ,
Dalang Pembunuhan Mertua
HARI itu, 19 Juli 2003, Boedyharto Angsono pergi ke Gelanggang Olahraga Pluit, Jakarta Utara. Direktur Utama PT Aneka Sakti Bakti (Asaba) itu hendak bermain basket, olahraga kegemarannya. Malang tak bisa ditolak. Di area parkir, sejumlah pembunuh sudah mengincarnya. Letusan senjata api terdengar. Bersama pengawalnya, Sersan Dua Kopassus Edy Siyep, Boedyharto terkapar. Keduanya tewas.
Polisi segera bergerak. Dalam tempo singkat, Letnan Dua Sam Achmad Sanusi, Kopral Dua Suud Rusli, Kopral Dua Fidel Husni, dan Prajurit Satu Santoso Subianto--keempatnya anggota Marinir--dibekuk. Terbukti mereka pelaku penembakan itu. Para pelaku sebulan sebelumnya juga pernah menembak Direktur Keuangan Asaba, Paulus Tedjakusuma. Tapi, Paulus lolos dari maut.
Dari mulut mereka pula keluar nama Gunawan Santosa, bekas menantu Boedyharto sendiri, sebagai dalang pembunuhan. Suud dikenal Gunawan saat kerusuhan Mei…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…